"What should I do now?" monolog lirih itu berasal dari gadis bermarga Hong yang kini menyugar surai hitam panjangnya gugup. Bahkan, dia menghentikan langkah untuk sekedar menenangkan pikirannya yang berkecamuk. "Apakah Lucas sudah mengetahui hal ini?"
"Soo Joo-ya!"
Soo Joo yang semula memejamkan matanya pun terpaksa membuka kelopak matanya dan melirik ke arah seseorang yang memanggilnya antusias. Gadis yang berada di usia 22 tahun itu melangkah riang ke arahnya. Seolah mereka sudah akrab satu sama lain dan tak ada hal apapun yang sempat terjadi di antara keduanya.
"Hai!"
"Lee Jian-ssi?"
"Senang bertemu denganmu! Apakah kau akan memasuki kelas?" Lee Jian memberi cengiran lebar yang ramah.
"Tidak. Kelasku baru saja usai." Balas Soo Joo tak minat.
"Ah, apakah kau sudah makan siang? Mau ke Kafetaria bersama?" tawarnya ramah. "Aku akan menemanimu!"
"Aku bisa makan sendiri."
"Oh ayolah, Soo Joo~ akan lebih menyenangkan jika ada yang menemani. Bukan begitu?"
"Tidak. Aku senang menyendiri."
"Soo Joo-ya. Ayolah~"
Soo Joo menghela napas, melewati gadis itu dan beranjak pergi ke Kafetaria tanpa menoleh ke arah Jian sedikit pun. Hingga dia mendaratkan bokong di atas kursi, Lee Jian masih mengekorinya dan duduk tepat di hadapannya.
"Selamat makan."
Soo Joo hanya menggelengkan kepala, sudah tidak habis pikir dengan bagaimana gadis di hadapannya yang bersikukuh ingin berteman dengannya. Sehingga, gadis bermarga Hong itu hanya mampu menerima takdirnya yang terlampau menyebalkan. Dewi Fortuna memang sedang tidak berpihak padanya akhir-akhir ini.
"Jadi, Hong Soo Joo, kau tidak keberatan kan meski aku duduk disini?"
"Hmm. Mau bagaimana lagi? Kau sangat keras kepala. Mau ku larang berjuta kali pun, kau tak akan mendengarkan." Balasan terlampau datarnya itu mengundang tawa bagi Lee Jian. "Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu Jian-ssi?"
"Tidak, tidak! Mulai hari ini, kita berteman!" ucapan antusias Jian hanya mampu dibalas anggukkan oleh Soo Joo yang kini kembali menyuapkan nasi. "By the way, kau... putri pemilik perusahaan Hong's Pharmacy, kan?"
Soo Joo menghentikan suapan selanjutnya, menaruh sendoknya di atas food tray dan mengeraskan rahang. "Rumornya sudah menyebar luas ya?" gumamnya. Soo Joo bersidekap dada, menatap tajam gadis di hadapannya. "Inilah mengapa aku tidak ingin memiliki teman. Mereka penjilat. Astaga, aku berharap apa dengan dunia?" gumamnya pelan pada akhir kalimat.
"Tidak, Soo Joo-ya. Aku tidak bermaksud—"
"Katakan padaku. Kenapa kau tertarik untuk berteman denganku? Apakah karena aku berasal dari keluarga kaya? Atau populeritas?" Pertanyaan yang terdengar sarkastik itu terlontar begitu saja. Berhasil membungkam Lee Jian yang menggelengkan kepala, merasa bersalah. "Lalu? Jelaskan padaku. Shoot away, Lee Jian-ssi."
"Meski aku tidak berasal dari keluarga konglomerat sepertimu, aku sama sekali tidak berpikiran untuk mendekatimu dengan tujuan tertentu—seperti yang kau katakan tadi. Aku dengan hati yang tulus dan bersimpatik, hanya ingin mengulurkan tangan padamu yang tampaknya kesepian. Apakah menjadi baik dan simpatik pada teman satu fakultas itu salah?" Tanya Jian. "Meski aku miskin, aku tidak pernah memanfaatkan sekitar dengan hal sebegitu hina-nya, Soo Joo-ya. Lainkali, jangan anggap semua orang dengan sama rata."
Soo Joo menurunkan tangan yang semula bersidekap dada. Dia menghela napas dan mengalihkan pandangan. Trauma masa lalu-nya memang membuat level trust issues nya kian meningkat, sehingga dia kesulitan untuk berbaur dan memiliki teman. "Maaf, Jian-ssi."
![](https://img.wattpad.com/cover/216000416-288-k172712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Against My Will | NCT's LUCAS
FanfictionMereka dipertemukan di agensi hiburan ternama di Korea Selatan tanpa di sengaja. Tempat tinggal di lokasi perumahan yang sama, lalu perasaan yang mengalir begitu saja. Singkatnya, seorang personil boy group (Lucas Wong) terkenal mendadak jatuh hati...