19. Consequence of Love

729 76 4
                                    

Lucas membungkuk hormat ke arah Nyonya Hong—slash, calon Ibu mertua—di sertai senyuman canggung yang terukir di bibir tebalnya. Tak jauh berbeda dengan Hong Soo Joo yang kini tengah meremas pelan jemarinya yang mengapit satu sama lain. Suasana ruangan mendadak terasa canggung dan mencekam, seolah sedang disidak karena melakukan sesuatu yang ilegal.

Kim Jisoo, satu-satunya seorang sahabat dan keluarga, pun hanya bisa berdeham pelan dengan sebuah baki dan tiga cangkir teh chamomile. "Silakan di nikmati," ujarnya sopan dan lembut, sebelum beranjak pergi untuk memberi ruang pada mereka. "Aku permisi," pamitnya yang dibalas gumaman oleh Nyonya Hong.

"So, young woman," Nyonya Hong menyembunyikan senyum tipisnya di balik cangkir teh hangat. "Want to talk about it?" Beliau mengajukan pertanyaan—tepatnya, permintaan yang tak dapat terelakkan lagi.

Sepasang kekasih yang tertangkap basah tengah bercumbu di bawah langit lembayung itu tampak menunduk dengan degup jantung yang bertalu cepat dan saliva yang diteguk kasar. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan Nyonya Hong, mereka tampak sibuk dengan pola pikir masing-masing dan menyesali hal manis yang baru saja terjadi sepuluh menit yang lalu.

Sebuah petikan jari menyadarkan mereka dari lamunan, disusul dengan pertanyaan retoris lainnya, "Tidak ada yang mau menjawabku, eh?" Secangkir teh sudah tertata kembali di atas coffee table, menimbulkan dentingan halus ke sepenjuru ruangan.

"Saya minta maaf, Nyonya Hong." Lucas meremat celananya, seraya membalas tatapan lawan bicaranya. "Maafkan saya yang telah menyukai Hong Soo Joo dan mengencaninya tanpa meminta izin terlebih dahulu." Dia menunduk hormat, jawabannya terlampau serius dan tulus.

Soo Joo mendongakkan kepala dan menoleh ke arah Lucas, ia termangu. Pria humoris yang sering kali menganggap segalanya candaan belaka, ternyata mampu menjadi seseorang yang sujana.

"Saya sudah kurang ajar, maafkan saya, Nyonya Hong." Lucas masih menundukkan kepala, namun dia segera mendongak ketika mendengar tawa pelan Nyonya Hong yang mengalun. Bukannya merasa tenang, Lucas justru semakin merasa di hantui rasa gugup. Apa aku melakukan kesalahan lainnya? Batinnya dibanjiri pertanyaan.

"Astaga," Nyonya Hong menyudahi tawanya. Soo Joo mengerutkan kening heran, sebelum sang Ibu akhirnya mengulum senyum dan mendaratkan sebelah tangannya pada punggung tangan Lucas yang dingin. "Kamu tidak melakukan kesalahan. Jangan takut untuk menatap saya, saya tidak akan menggigit," candanya.

Lucas menjawabnya dengan gumaman pelan, seolah tak percaya dengan ucapan yang baru saja meluncur bebas dari Nyonya Hong. Sementara Soo Joo sudah menghela napas lega seraya memekik pelan dan diselimuti rasa kesal oleh sang Ibu yang justru hanya bermain-main pada mereka dan berpura-pura marah. "Ibu!"

Lucas masih berada di ambang pemikirannya, berusaha mencerna apapun yang terjadi saat ini.

"It was a jokes aside." Nyonya Hong mengibaskan tangannya pelan. "You haven't tell me that you have a hot damn boyfriend like him." Sang ibu menunjuk Lucas dengan dagunya.

Sontak wajah putrinya pun merah padam, "Ibu! Jangan berkata seperti itu!" Sentaknya dengan suara bergetar, menahan rasa malu.

"Aren't you two in relationship?" Lucas mengangguk patah-patah, sementara Soo Joo mengalihkan pandangan dan berdeham pelan. "Kalau begitu, tidak ada salahnya kan jika aku menyebutnya sebagai kekasihmu? Apa yang salah dari itu?" Ibunya memberi lirikan singkat ke arah sang putri yang salah tingkah, "Benar kan, sayang? Dia kekasihmu?"

Soo Joo yang semula mengatupkan bibirnya rapat-rapat pun mulai mengulum bibirnya dan mengangguk pelan. "Iya-iya, cukup, oke?" Pintanya mencicit.

"Tidak perlu malu, sayang. You are not minor anymore. Kamu sudah legal," ujarnya santai. "Ngomong-ngomong, wajahmu terlihat tidak asing. Apakah kita pernah bertemu di suatu tempat?" Tanyanya dengan mata yang memicing.

Against My Will | NCT's LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang