Part 14

211 27 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14. Musuh bebuyutan

"Halo Pak Agus." Terdengar suara dari ponsel yang sedang Pak Agus pegang.

"Halo. Kenapa bu telephone malam-malam?" Awan yang berada di dekat Pak Agus menata pria paruh baya itu tajam. Entah kenapa Awan memiliki firasat akan ada hal buruk yang menimpanya.

"Awan ada disana?" Benar sudah. Itu suara Indah.

"Iya ada di apartemen."

"Kenapa dari tadi saya telephone nggak dia angkat? Kasih telephonenya ke Awan. Saya mau bicara."

"Apasih pak?" tukas Awan saat Pak Agus menyodorkan ponselnya pada Awan.

"Itu mama kamu mau bicara."

"Ckkk ... ya udah sini." Sebenarnya Awan masih malas meladeni Indah. Pasti mamanya ini hanya ingin memarahinya karena kabur dari rumah.

Di dekatkan ponsel itu di telinganya. Sesaat kemudian terdengar Indah kembali bersuara. "Halo Awan?" panggilnya memastikan.

"Kenapa mah? Mau marah-marah sama Awan. Kalau Mau marah-marah mending gak usah hubungin Awan," ucap Awan dengan nada penuh penekanan.

"Dengerin mama dulu. Tadi mama memang mau marah-marah sama kamu. Nggak mau minta maaf dan malah kabur dari rumah. Kamu kayak anak kecil tau nggak? Untung Mirra datang kerumah dan dia bilang sudah maklum sama kelakuan kamu kemarin."

"Terus apa urusannya sama Awan? Awan nggak peduli."

"Kamu ya! Nggak ada nyesel-nyesenya! Besok mama nggak mau tau. Kamu harus datang ke rapat perusahaan. Supaya kamu belajar bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan nanti. Mama akan memperkenalkan kamu ke pemegang saham di rapat besok sore."

"Udah? cuman mau bilang itu aja? Kalau udah Awan tutup telephonenya."

"Eh ... tunggu! Mama masih mau ngomong. Pokoknya mama nggak mau mendengar penolakan. Kalau sampai kamu nggak kelihatan di rapat besok. Mama akan sita barang-barang kamu beserta dompet kamu yang ketinggalan dirumah!" tegas Indah tanpa memperdulikan Awan yang tampak tidak setuju dengan keputusan sepihak darinya.

 Gadis Yang Hilang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang