13. Berusaha bebasJemari Awan masih belum menyerah. Hingga matahari mulai terbenam pun dia masih sibuk meminta bantuan sekaligus mengutuk gadis yang berani mengacuhkan pesannya. "Asisten! Bener-bener lo ya!" padahal Awan sudah mengeluarkan semua jenis binatang dalam percakapan mereka. Namun tak kunjung ada respon dari penerima pesan.
"Kalau gue bisa santet. Udah gue santet lo dari tadi!" Dibanting begitu saja ponsel ditangannya itu, hingga terjatuh bebas di atas tempat tidur.
"Dasar siput pemakan gaji buta!"
"Arkhss!" Awan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Mungkin tidur dapat meringankan pening di kepalanya.
Mata Awan memejam. Memikirkan apa perlu dia meminta maaf pada Mirra? Heran kenapa keluarganya begitu takut akan investasi yang akan ditarik Rihana Group. Padahal uang kan bisa dicari. Tunggu! Uang?
"Aha gue tau!" bergegas dia kembali bangun. Menyahut ponsel dan jemarinya kembali menari di sana.
***
Sunyi. Hanya sesekali terdengar suara gumaman dari Lisa yang sibuk mempelajari buku-buku yang dia pinjam dari Vina. Remang cahaya yang redup sama sekali tidak mengganggu aktifitas belajar.
Ting. Ting. Ting. Sialan. Sejak tadi ponselnya terus berdering tanpa henti. "Berisik lo ah!" Lisa mengambil bantal di tempat tidur lantas menindih ponselnya dengan bantal itu. Sebab Lisa masih belum tau cara mensilent notif yang masuk.
"Lagian udah malam masih aja chat gue. Tidur sana! Ganggu hidup orang aja!" Lisa mendumal kesal. Kembali duduk di meja belajar. Dan fokus pada buku tebal diatas sana.
"Aduh gue nggak ngerti kenapa soal limit kayak gini susah banget gue mengerti. Gue butuh penjelasan!" Berkali-kali Lisa membolak-balik halaman buku. Namun dia tidak kunjung mengerti juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Hilang✔
Fiksi Remaja[WAJIB TINGGALKAN JEJAK!] 1500 kata per part. Judul awal : LOST Ref 1 : Arrogant Actor Ref 2 : Gadis Yang Hilang Lalisa Cassandrra, seorang gadis dari keluarga biasa yang memilih bekerja menjadi seorang asisten artis bernama Awan Mahendra karena su...