17. Suatu Hari Dipantai"Berhenti saya bilang!" Nada Lisa sedikit keras sebab Awan tak kunjung menghiraukan permintaannya.
"Loh ini kan belum sampai gang rumah lo."
"Saya turun disini aja!"
Mobil Awan perlahan berhenti. Segera Lisa menarik gagang pintu mobil, sayang pintu mobil masih dalam keadaan terkunci. Lisa tidak bisa keluar.
"Ish buka!"
"Lo marah sama gue?" heran Awan melihat gelagat Lisa. Apa dia marah karena pembicaraan mereka tadi.
"Siapa yang marah?" Lisa ikut heran.
"Kalau nggak marah, kenapa minta turun disini?"
Lisa menghela nafas pelan. Tangannya memegangi perutnya yang terasa nyeri. "Orang saya mau makan nasi goreng. Tuh disana." Lisa menunjuk sebuah tenda makanan pinggir jalan.
"Cepet Kak Bos. Cacing di perut saya udah pada demo minta makan."
"Iya-iya ..."
Terdengar suara kecil, menandakan pintu mobil sudah bisa dibuka. Lisa keluar disusul Awan yang ternyata juga ikut keluar.
"Kak Bos kenapa ikut turun?" tanya Lisa saat tangan kanannya di genggam erat oleh pria di sampingnya ini.
"Gue juga lapar," jawab Awan. Mereka masuk ke dalam tenda. Lisa memesankan makanan, tempat ini menjual nasi goreng yang sangat Lisa suka sejak pertama kali mencobanya.
"Emang bisa makan di pinggir jalan?" batin Lisa terus menatap Awan lekat-lekat.
Beberapa saat kemudian pesanan Lisa datang, dua porsi nasi goreng dan dua gelas teh hangat, ter saji rapi diatas meja. "Yakin mau makan disini?" tanya Lisa saat melihat ekspresi wajah Awan yang sangat aneh.
"Ya-yakin." Susah payah Awan menelan ludahnya. Tempat sederhana ini, baru pertama kali Awan datang kemari. Ditambah lantai dasar yang hanya sebongkah tanah, semakin asing terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Hilang✔
Teen Fiction[WAJIB TINGGALKAN JEJAK!] 1500 kata per part. Judul awal : LOST Ref 1 : Arrogant Actor Ref 2 : Gadis Yang Hilang Lalisa Cassandrra, seorang gadis dari keluarga biasa yang memilih bekerja menjadi seorang asisten artis bernama Awan Mahendra karena su...