47 || Bulan yang hilang

139 11 0
                                    

(Nggak tau kenapa pengin upload ini foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Nggak tau kenapa pengin upload ini foto..he..he JJXLILI)

PART 47

"Arkhhhhh....." belum sempat, Lisa mempertanyakan kenapa Mirra berperilaku seperti ini, namun tangan Mirra sudah menjambak kencang rambut Lisa.

"Sakit?!"

Nandin dan yang lainnya hanya bisa menatap kasihan, tak ada yang berani untuk menghentikan perbuatan Mirra, karena pasti hanya akan membuat petaka untuk diri mereka.

"Nona Mirra lepasin Lisa ya..." bujuk Nandin sopan.

"Jangan ada yang berani mendekat atau gue pecat kalian semua!"

Mirra mengeluarkan gunting dari tas dengan tangan yang satunya masih menjambak rambut Lisa, apa Mirra benar-benar berniat membunuh Lisa karena terbakar api cemburu?

"Mirr, kita bisa bicara baik-baik!" ucap Lisa memohon, sakit sekali tapi dia tidak bisa melawan, dia tidak boleh memperkeruh suasana.

"BAIK-BAIK HAH? LO UDAH BUAT AWAN BALIK LAGI KE AWAN YANG DULU DAN LO PIKIR SEKARANG GUE BAIK-BAIK AJA?! SSHITTTT.."

Semua orang tambah heran, Awan? Apa hubungannya masalah Awan dengan Lisa.

"Aduh gimana nih," gumam Nandin dalam hati mulai risau.

Nandin mengetikan beberapa kalimat di ponselnya, entahlah Nandin harus segera menemukan solusi untuk menghentikan Mirra.

"Tenang aja gue nggak akan bunuh lo, gue cuma pengin buat sedikit renovasi aja di muka lo, biar Awan nggak akan pernah berfikir buat kembali lagi sama gadis burik kayak lo," jelas Mirra mulai menodongkan gunting itu di depan wajah Lisa, dengan seringai piciknya.

"NON MIRRA JANGAN!" pinta Nandin setengah berteriak.

"Lo siapa berani ngelawan gue," tanya Mirra kejam.

"Sa-saya..."

"MIRRA!" sebuah teriakan berhasil membuat Mirra melemahkan jambakannya, dan menoleh, Ana?

"Jangan berani-beraninya sentuh anak saya!" ucap Ana tak kalah geram, melihawajah Lisa yang sudah siap di tikam gunting oleh Mirra.

Dahi Mirra mengernyit, perlahan Mirra benar-benar melepaskan Lisa, terdengar suara gunting yang terjatuh ke lantai karena di lepasnya begitu saja. Apa dia tidak salah dengar? Bukan hanya Mirra saja yang terkejut, namun seluruh penghuni ruangan juga terkejut, terutama Lisa.

"Ma-maksud tante?" gugup Mirra tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Dia anak saya," ucap Ana tegas, Ana baru saja sampai di perusahaan dan mendapatan informasi dari Nandin bahwa Mirra sedang marah besar pada Lisa, untungnya Ana belum begitu terlambat, meski keadaan Lisa sekarang terlihat tidak baik-baik saja namun tetap saja Ana bersyukur kalau saja dia terlambat, gunting itu sudah melayang di wajah Lisa.

 Gadis Yang Hilang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang