Part 18

196 20 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


18. Perang dunia sengit

Sudah tiga hari terhitung saat Lisa jatuh dari sepeda, Lisa berdiam diri dirumah karena Awan menyuruhnya libur untuk memulihkan kondisi kakinya. Hari ini Lisa akan berangkat kembali. Dengan setelan baju kemeja yang biasa dia pakai, Lisa pun berangkat.

"Selamat pagi semua," sapa Lisa saat sudah berada didalam rumah keluarga Mahendra.

"Sel ... loh lo ngapain kesini?" heran Awan melihat sosok Lisa yang datang tanpa memberitahu terlebih dahulu.

"Kerja lah. Kan udah tiga hari saya nggak berangkat kerja."

"Emang kaki lo udah baikan?"

"Udah." Lisa mengangguk mantap.

"Bener? Kok lo nggak kabarin gue dulu!"

"Habis takutnya Kak Bos ngelarang-larang. Saya kan nggak enak hati kalau libur lama-lama."

"Hari ini gue nggak ada syuting. Kalau lo ngabarin gue dulu, gue pasti bilang kalau lo nggak perlu datang karena hari ini gue cuman ke kampus doang."

"Ohhh. Gitu ya? Ya udah kalau gitu saya pulang aja. Ada urusan sama Vina juga soalnya." Lisa berbalik. Semakin melekatkan tas selempang di tubuhnya.

"Eh jangan! Lo kan udah sampai disini. Ikut gue aja."

"Tapi kan ..."

Awan meletakkan jari telunjuk di bibirnya. "Ssstt. Jangan banyak protes!"

Mereka berdua melangkahkan kaki menuju garasi. Masuk ke dalam mobil, dan menikmati perjalanan mereka menuju kampus. "Gue kangen lo," ucap Awan meraih tangan Lisa yang menganggur.

Sesekali Awan menoleh ke arah gadis cantik yang duduk disebelahnya itu. "Nyetir-nyetir aja, nanti kalau nabrak gimana?" protes Lisa sebab mata Awan terus saja melirik ke arahnya.

 Gadis Yang Hilang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang