Part 4

286 44 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|04. Tawaran pekerjaan.|

"Halo Awan." Sebuah seruan terdengar dari ponsel yang tengah Awan pegang.

"Hemmm ..." Mendengar sembari membaca naskah dialog miliknya.

"Beberapa jam lagi adik kamu sampai ke Bandara Soekarno-Hatta. Kamu tolong jemput dia ya, mama masih ada urusan di perusahaan." Membenarkan posisi duduknya, Awan terkejut bukan main.

"Hah kenapa Mah? Dia dalam perjalanan pulang ke Indonesia?" Memastikan kembali bahwa dia tidak salah dengar.

"Iya, makanya kamu jemput dia. Takutnya dia lupa jalan pulang lagi, kan repot nanti urusannya."

"Gak. Awan gak mau, biar aja dia nyasar." Acuh kembali pada skenario di tangannya.

"Awan!" Bentak mamanya lantang.

Menghela nafas panjang. "Iya nanti Awan jemput kalau ingat." Awan mematikan sambungan telephone begitu saja.

"Dih, ngapain tuh anak pakek pulang segala," gumam Awan merasa terganggu.

"Kenapa?" tanya Pak Agus yang datang dengan secangkir kopi ditangannya.

"Bukan apa-apa." Malas menjelaskan. Fokusnya terganggu karena pikiran Awan melayang kesana kemari.

"Ah iya ... jangan lupa apa yang saya bilang tadi," ucap Awan lantas bersandar di punggung kursi, menikmati pemandangan didepan sana.

"Iya."

***

Sebuah mobil mercedes hitam yang sangat mewah, terlihat mendominasi jalanan kota yang tergolong sepi.

Sudah pukul dua siang. Saatnya Awan memenuhi perintah mamanya untuk menjemput adiknya di bandara.

Beginilah Awan. Jika ingin berpergian sendiri maka dia harus siap dengan segala penyamaran seperti topi ataupun kacamata hitam yang sedang dia pakai.

 Gadis Yang Hilang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang