__H a p p y R e a d i n g__
Nafas Lisa terasa begitu sesak, sedari tadi ia terus berlari tanpa henti. Menaiki tangga untuk mencapai lantai tiga rumah sakit, ya Lisa saat ini sedang di rumah sakit karena Vina mengabarkan kalau Sarah pingsan dan sedang di rawat di sini.
Perlahan langkah Lisa mulai berhenti. Matanya membulat sempurna melihat Vina yang tengah berdiri menunggunya.
"LISA!" teriak Vina kencang dia sampai lupa kalau mereka sedang di rumah sakit.
"Ibu dimana?" tanya Lisa.
"Di dalem lagi istirahat,"
Lisa membuka pintu ruang rawat. Dapat terlihat jelas Sarah yang tertidur pulas dengan infus yang melekat di tangannya.
"Dokter bilang apa?" tanya Lisa menutup kembali pintu ruang rawat.
"Untuk saat ini masih di lakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter cuma bilang untuk saat ini Tante Sarah lebih baik istirahat dulu,"
"Huffff...." Lisa menarik nafas ada sedikit perasaan lega di hatinya.
"Tadi gue nggak sengaja ngeliat Tante Sarah di jalan," ucap Vina mulai menjelaskan.
Lisa menatap Vina lekat-lekat menyimak penjelasan sahabatnya itu.
Beberapa jam yang lalu.
Sarah bersama salah satu temannya yang bernama Elin, terlihat baru keluar dari sebuah panti asuhan Kasih Ibu, entah apa yang mereka lakukan di sana.
"Ya udah aku pulang dulu ya Sar," ucap Elin seraya melirik jam di pergelangan tangannya.
"Iya,"
"Titip salam buat Lisa, baik-baik loh sama dia, dia kan anak kamu, jangan di marah-marahin terus," Elin yang memang cukup mengenal Lisa dan sering datang ke rumah mereka tau betul akan sikap Sarah yang sedikit keterlaluan.
"Udah berapa kali aku bilang dia bukan anak aku,"
"Sar, kamu harus tau orang tua itu bukan cuma yang melahirkan dia, melainkan juga yang merawatnya selama ini, bagaimanapun Lisa itu anak kamu, jangan pernah sia-sia in dia lagi. Nanti akan ada saatnya kamu akan merasa bahwa Lisa berarti di hidup kamu, coba liat aku, aku aja pengin punya anak tapi Tuhan nggak ngasih aku kesempatan dengan status aku yang memang nggak bisa punya anak, tapi kamu masih punya Lisa, meski dia bukan anak kandung kamu, setidaknya kamu punya seseorang yang mewarnai hidup kamu, nggak kayak aku sama Mas Han, kita berdua kesepian," Elin menepuk-nepuk punggung Sarah, harus berapa kali Elin mengingatkan Sarah untuk tidak berbuat kasar pada gadis malang itu.
"Udahlah kamu nggak usah ikut campur kehidupan pribadi aku,"
"Aku yakin suatu hari kamu pasti ngerti apa yang aku bilang, ya udah aku pergi dulu,"
Elin melangkah masuk ke dalam taksi, heran, dia sungguh heran dengan jalan pikiran teman baiknya itu.
Tak lama setelah kepergian Elin, Sarah mulai melangkah pergi meninggalkan tempat itu, memang dia menolak tawaran Elin untuk pulang bersama dan memilih berjalan kaki saja, akhir-akhir ini Sarah sedikit merasa tertekan, mungkin jalan kaki bisa membuat pikirannya sedikit freesh.
Tiba-tiba saja kepala Sarah terasa begitu pening, dunianya terasa berputar-putar dan tubuhnya terasa gemetaran, tangan Sarah menyentuh cairan yang keluar dari hidungnya, samar tapi Sarah yakin bahwa itu darah.
Gelap....dunianya berubah gelap BRRUGGHHHH, tubuh Sarah ambruk begitu saja, Vina yang juga berada tak jauh di depan sana langsung berlari menghampiri Sarah dan berteriak meminta bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Hilang✔
Teen Fiction[WAJIB TINGGALKAN JEJAK!] 1500 kata per part. Judul awal : LOST Ref 1 : Arrogant Actor Ref 2 : Gadis Yang Hilang Lalisa Cassandrra, seorang gadis dari keluarga biasa yang memilih bekerja menjadi seorang asisten artis bernama Awan Mahendra karena su...