36 || Acara bersama

121 13 1
                                    

__H a p p y  R e a d i n g__

Mata Lisa menatap dinding-dinding yang di cat dengan warna sedemikian rupa untuk menambah kenyamanan siapapun yang menginap di hotel ini. Namun bukannya merasa nyaman berada di ruangan sebagus ini, Lisa malah merasa sangat khawatir dengan nasibnya hari ini, ia sudah terlihat seperti tahanan yang memiliki keinginan untuk kabur dari sel.

Karena Lisa tidak menyangka akan sampai di tempat ini. Ia sama sekali tidak membawa uang ataupun ponsel, semua ini gara-gara Vina, menyebalkan.

Krekkk. Pintu kamar hotel terbuka, seorang wanita datang membawa sesetel pakaian yang sudah di persiapkan tim untuk Lisa pakai.

"Permisi, bajunya saya letakan di sini ya, kamu harus segera bersiap-siap sebelum jam 8 pagi, kita tunggu di aula bawah,"

"Bisa nggak mbak kalau saya batalkan saja keikut sertaan saya?" tanya Lisa penuh harap.

***

Beberapa jam yang lalu, di hotel yang sama.

"Gimana udah dapet informasi yang saya butuhkan?" tanya Awan pada seorang kru wanita yang menjemput Lisa pagi ini.

"Namanya Lalisa Cassandra, baru-baru ini dia bekerja sebagai Office Girl di kantor pusat Rihana Group, dan ini alamat rumahnya," wanita itu menyodorkan selembar kertas tipis berisi biodata Lisa.

"Oke. Saya mau dia jadi tamu di acara 24 Hours With My Idol, nanti saya yang akan bicara sama sutradara,"

"Lalu tugas saya selanjutnya apa?" 

"Tugas?" Awan berfikir sejenak.

"Pastiin kamu bisa bawa dia sampai ke tempat ini, kalau dia tanya kenapa dia bisa ke pilih, bilang aja nggak tau namanya jelas-jelas terdaftar di event ini," Awan menjelaskan secara singkat, dan kebetulan nama Lisa memang di daftarkan oleh Vina. Jadi Lisa menganggap ini semua tidak ada hubungannya dengan Awan yang sengaja membuatnya ikut dalam acara.

"Baik,"

"Oh ya, kalau dia berniat ngebatalin meskipun kamu udah berhasil bawa dia ke sini, bilang, pembatalan mengharuskan kompensasi sebutin aja nilai yang besar pasti dia langsung berfikir dua kali untuk ngebatalin keikut sertaan dia di acara ini,"

"Ngerti kan?" tanya Awan memastikan.

"Siap mengerti,"

Seperti yang Awan bilang barusan, Lisa memilih untuk tetap syuting dari pada harus mengeluarkan uang yang sebenarnya hanya akal-akalan dari Awan.  Alasan kenapa Awan sampai bertindak seperti ini adalah untuk memastikan rasa penasarannya terhadap gadis itu.

***

Lisa merutuki dirinya sendiri, kenapa harus namanya yang terpilih? Menyusahkan saja.

"Ahh...panas," tangan Lisa kemerahan setelah menyentuh air di bath up yang ternyata panas karena ia salah pencet.

Selesai mandi dan berganti baju, seorang kru wanita yang sudah menunggu di luar membawa Lisa ke aula di lantai dasar.

"Selamat pagi," sapa seorang laki-laki paruh baya yang sepertinya adalah sutradara dalam acara ini.

Lisa hanya tersenyum kikuk. "Amel..kamu jelaskan beberapa hal yang akan kita lakukan selama syuting,"

"Baik pak,"

Intinya, pengambilan gambar di lakukan senatural mungkin. Meski diberikan beberapa arahan untuk memperlancar proses syuting, Lisa hanya mengangguk-angguk mencoba memahami penjelasan dari wanita yang bernama Amel itu.

 Gadis Yang Hilang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang