__H a p p y R e a d i n g__
Satu persatu orang meninggalkan tempat pemakaman, menyisakan Lisa, Ana, Awan, Dion, Vina, Nandin dan juga beberapa pengasuh panti beserta Caca yang setia menemani Lisa di tempat itu.
"Kita pulang ya nak," ajak Ana lembut.
"Iya Lis, kita pulang ya, tante Sarah udah tenang di alam sana," ucap Vina menyemangati.
Lisa menyeka pelupuk matanya, baiklah dia tidak boleh membuat mereka semua khawatir padanya, Lisa harus kuat!
"Ibu, Lisa pulang dulu ya," tangan Lisa menyentuh lembut nisan Sarah.
Akhirnya mereka semua meninggalkan pemakaman, lantas kembali ke rumah Sarah untuk membereskan tenda-tenda dan mengurus kepentingan lainnya.
"Minum dulu Lis," Vina menyodorkan segelas air putih.
"Makasih," ucap Lisa dengan suara seraknya.
Awan hanya bisa memperhatikan Lisa dari luar, membantu membereskan semua kursi-kursi di halaman rumah. Semoga Lisa cepat melupakan kejadian hari ini, Awan tidak mau melihat Lisa menangis lagi.
Perlahan Lisa melangkah masuk ke dalam kamar Sarah, tangan Lisa menyentuh pelan almari pakaian Sarah. Lantas beralih menatap meja rias tempat Sarah menghembuskan nafas terakhirnya.
"Harusnya Lisa bawa ibu ke rumah sakit, semalam, pasti hari ini ibu masih ada di sini," tangan Lisa menelusuri meja rias, bayangan Sarah yang duduk di sini masih terlihat jelas. Mata Lisa beralih menatap sebuah buku kecil di tengah meja, terlihat seperti sebuah Note.
Tanpa banyak berfikir Lisa mengambil buku itu, berniat membacanya, belum sempat Lisa membuka lembar pertama buku. Vina datang membawa beberapa kardus, ya nantinya baju-baju Sarah akan di sumbangkan ke suatu tempat.
"Gue bantu ya," Lisa membuka almari baju ibunya.
Pemandangan pertama yang Lisa lihat adalah beberapa kotak berwarna abu-abu yang tertata rapi di salah satu rak almari.
"Apaan Lis?" tanya Vina penasaran.
"Gue juga nggak tau,"
Lisa mengambil salah satu kotak paling depan, tertulis angka 20 di atas kotak, apa ini? Ternyata di dalam almari juga ada angka 8 dan seterusnya hingga angka 20.
"Coba buka siapa tau barang penting atau apa," pinta Vina yang langsung mendapatkan tanggapan dari tangan Lisa yang mulai membuka kotak itu.
"Jam tangan," ucap Lisa tak berselang lama.
"Ada inisial di belakangnya, L,"
"Jangan-jangan ini buat lo lagi,"
"Nggak-nggak mungkin,"
Mereka berdua membuka satu persatu kotak yang berada di dalam almari isinya berbeda-beda, tapi tak satupun surat atau petunjuk yang ada di dalam sana. Sebenarnya apa tujuan Sarah menyimpan semua ini?
Tiba-tiba saja buku yng tergeletak di atas kursi rias terjatuh, mungkin buku itu adalah petunjuk dari semua kotak ini, karena buku itu memiliki warna yang sama, abu-abu. Buku itu terbuka menampakkan halaman pertama buku, bertuliskan Puteriku.
Lisa membuka halaman selanjutnya, terdapat beberapa kalimat panjang, yang jelas ini di tulis oleh Sarah, untuk siapa?
"Nak Lisa," panggil pemilik panti yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar.
"Iya kenapa bu?" tanya Lisa menoleh ke sumber suara, lagi-lagi Lisa tidak bisa membaca buku itu, karena seseorang masuk ke dalam sana dan mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Hilang✔
Novela Juvenil[WAJIB TINGGALKAN JEJAK!] 1500 kata per part. Judul awal : LOST Ref 1 : Arrogant Actor Ref 2 : Gadis Yang Hilang Lalisa Cassandrra, seorang gadis dari keluarga biasa yang memilih bekerja menjadi seorang asisten artis bernama Awan Mahendra karena su...