__H a p p y R e a d i n g__
Harum bunga mawar dapat tercium dari pintu masuk, bunga mawar merah di tata sedemikian rupa. Entah berapa banyak tangkai yang di butuhkan untuk membuat serangkaian bunga-bunga ini , remang-remang penerangan lampu di restoran menambah kesan romantis. Tapi anehnya tempat ini begitu sepi, tiada pengunjung yang datang.
Di tengah ruangan terlihat seorang laki-laki dengan jas hitam rapi, dan senyum yang selalu terlukis di wajah tampannya. Adion Wijaya Putra, sepertinya Dion sedang menunggu kedatangan seseorang.
Jendela-jendela besar di depan sana, dia manfaatkan untuk melihat kedatangan seseorang yang dia tunggu. Sungguh hatinya sedang bergetar hebat sekarang.
"Ayolah...Dion lo nggak boleh gerogi kayak pengecut, lo harus semangat!" Dion menyemangati dirinya sendiri, sesekali Dion melirik jam di pergelangan tangannya, sudah pukul 05.30, harusnya gadis itu sudah di perjalanan kemari.
Ya, Dion menunggu Lisa. Dion semakin gugup karena sebentar lagi Lisa akan datang, bahkan keringat dingin mulai menghampirinya. Laki-laki itu meremas-remas tangannya yang begitu dingin, terdengar suara hentakan sepatu berulang-ulang, Dion beranjak dari duduknya, kenapa dia harus merasa panik seperti ini?
"Tahan. Lo bisa! Ini cuma urusan gampang!"
"Tarik nafas Hufffff....Haaaaffffff....jangan panik!"
Sebuah kotak berwarna merah tergeletak di atas meja, menunggu untuk di buka sang pemiliknya, Dion sudah membulatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya pada Lisa hari ini juga.
Waktu terus berjalan bahkan jendela yang tadinya tampak bersinar kini terlihat gelap karena matahari sudah tenggelam bersama dengan seluruh cahaya sore. Sudah satu jam berlalu, Dion masih setia menunggu Lisa di dalam sini.
"Lisa...lo dimana?" gumam Dion mulai was-was.
"Bentar, sebentar lagi pasti dia dateng,"
"Hufffffff....." Dion meniup lilin berrbentuk angka 20 yang mulai meleleh.
"Nanti gue sulut lagi deh...tunggu ya kue, sebentar lagi dia dateng,"
Dion kembali mengetuk-etukan sepatunya di lantai restoran, dengan ritme yang berubah-ubah, pelan, lalu cepat, pelan, dan kembali cepat dan lebih cepat.
Brakkk. Dion beranjak dari duduknya.
"Nggak bisa cuma nunggu. Kayaknya ada yang terjadi sama Lisa, gue harus susul dia," Dion berlari keluar, tidak memperdulikan acara surprisenya yang akan hancur jika dia pergi, yang paling penting adalah memastikan bahwa Lisa baik-baik saja.
Dion memutar stir mobilnya, keluar dari tempat parkir dan melaju membelah jalanan yang terlihat sepi dengan kecepatan penuh, dia harus segera sampai di Perusahaan Rihana Group.
Bughhh. Dion menutup pintu mobil keras, dan segera berlari masuk ke dalam, tapi di mana Lisa?
"Mbak!" panggil Dion saat melihat Nandin yang akan pulang.
"Kenapa?"
"Lisa dimana?" tanya Dion.
"Lisa? Oh Lisa, dia udah pulang kayaknya," ucap Nandin yang memang belum melihat Lisa sejak tadi.
"Nggak mungkin, kalau dia pulang pasti dia akan dateng,"
"Hah?" Nandin malah terlihat bingung mendengar ucapan Dion.
"Terakhir dia bersih-bersih dimana?"
"Di....di kamar mandi lantai tiga kalau nggak salah," mendengar jawaban Nandin Dion langsung berlari mendekati lift untuk ke lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Hilang✔
أدب المراهقين[WAJIB TINGGALKAN JEJAK!] 1500 kata per part. Judul awal : LOST Ref 1 : Arrogant Actor Ref 2 : Gadis Yang Hilang Lalisa Cassandrra, seorang gadis dari keluarga biasa yang memilih bekerja menjadi seorang asisten artis bernama Awan Mahendra karena su...