3.8 •• Chaerin's secret

1.7K 257 15
                                    

Nathan menatap seseorang yang berdiri di depannya. Keningnya mengernyit heran menatap perempuan yang berdiri dengan cepolan khas orang habis mandi

"Chaerin?" sapanya lagi. Orang itu menatap Nathan heran

"Chaerin siapa ya?" ucapnya. Nathan menghela nafas kasar. Bukan Chaerin yang ada di depannya, tapi kenapa ponselnya bisa ada di rumah ini?

"Masnya cari siapa?" tanya orang itu lagi. Nathan menggeleng

"Em, teman saya kehilangan ponselnya. Saya mencoba melacaknya, dan berakhir di rumah ini" ucap Nathan

"Oh masnya teman Lee Chaerin?" tanya orang itu membuat Nathan mengangguk. Mungkin orang ini tahu dimana Chaerin berada

"Iya. Kalau boleh tahu, dia sekarang dimana?" tanya Nathan

"Duduk dulu mas" orang itu mempersilahkan Nathan untuk duduk. Sepertinya obrolan ini akan sedikit lama, jadi Nathan membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada Renjun

Nathan Seo
gue nggak jadi kumpul|

Nathan memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dan menatap orang itu

"Chaerin sudah pindah keluar kota mas" ucapan seseorang itu membuat Nathan kecewa. Sangat kecewa

"Masalah ponselnya, saya anak maid yang bekerja di rumah Chaerin. Dia meninggalkan semua barangnya di apartemennya" ucap orang itu

"Kalau boleh tahu, kenapa Chaerin pindah keluar kota?" tanya Nathan

"Orang tuanya cerai" ucap orang itu tersenyum paksa. Dia tahu bagaimana Chaerin berjuang sendirian. Bagaimana Chaerin bertahan dalam hidupnya

Dia sudah bekerja disana sejak Chaerin berumur lima tahun. Sejak saat itu juga, dia menjadi saksi bagaimana hidup Chaerin diambang kehancuran

"Tapi 'kan orang tuanya baik-baik saja" Nathan menolak ucapan yang dilontarkan orang itu. Jelas dia menolak, di sekolah saja dia kerap bercerita bagaimana orang tuanya memperlakukan dia. Bagaimana orang tuanya sering menghabiskan waktu bersama

Orang itu menggeleng, "apa yang kamu lihat di bagian luarnya, belum tentu sama di dalamnya. Chaerin anak yang pandai memainkan hati dan kepercayaan orang"

"Apa yang kamu lihat di sekolah, adalah usahanya menutupi lukanya. Apa yang kamu lihat di area balap, adalah usahanya lari dari kekerasan ibunya" ucapan orang itu membuat Nathan terkejut

"Kekerasan ibunya?"

"Iya Nathan. Chaerin jadi wadah pelampiasan amarah ibunya. Entah karena pekerjaan atau masalah sepele. Semua cuma gara-gara hal sepele, dia pernah mengadu kepada ayahnya jika ibunya pernah berjalan dengan laki-laki lain" ucapnya

"Terdengar klise, tapi dari situ, ibunya membenci Chaerin. Selalu membandingkan Chaerin dengan adiknya yang peringkat satu disekolah. Menampar Chaerin, mengatainya pelacur, bahkan hampir membunuh Chaerin jika saja ibu saya tidak memergokinya waktu itu" lanjutnya

"Tapi Chaerin juga peringkat satu di sekolah" sanggah Nathan

"Kebencian menutup segala kebaikan 'kan? Ibu Chaerin tidak peduli. Bahkan saat ada laki-laki yang dibawa ibunya ke rumah, Chaerin akan mengaku sebagai anak pembantu" kata orang itu

"Dia anak yang kuat. Adik yang penurut, tidak pernah merepotkan kami sebagai maid sekalipun. Dia mandiri, tidak manja. Tidak pernah marah walau kami sering melakukan kesalahan. Jujur, saya sedih saat tahu dia akan pindah. Bahkan kita tidak bertemu untuk yang terakhir"

"Jika saya diberi kesempatan, saya ingin sekali memeluknya. Membisikan kata 'dia sudah berusaha dengan baik sejauh ini' sambil mengusap punggungnya. Dia rapuh, sangat rapuh" orang itu menutup obrolan panjangnya dengan Nathan

"Kalau kamu butuh ponselnya, saya ambilkan terlebih dahulu" orang itu berdiri, masuk ke dalam dan kembali membawa ponsel milik Chaerin

Nathan menerima ponsel itu, kemudian pamit untuk pulang

Nathan masih di dalam mobil, mengingat cerita orang itu sambil memikirkan Chaerin

"Ada yang lebih sakit dari ini, tapi kalau boleh jujur, ini lumayan sakit"

"Gue habis jatuh, terus kena meja. Jadi kaya gini deh"

"Oh ini, gue kesiangan. Jadi waktu sarapan kena garpu bibir gue"

"Gapapa, tangan gue cuma kena cutter. Kemarin adik gue nggak sengaja"

"Ini cuma luka sepele, besok sembuh"

Nathan teringat kalimat yang sering Chaerin ucapkan. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang. Tangannya mengusap wajahnya frustasi

Bagaimana bisa gadis itu menyimpan lukanya sendirian. Menanggung beban seberat itu bukan hal yang mudah

Gadis itu rapuh, dan Nathan menambah luka yang sangat besar kepada gadis kecil itu

Sangat besar

Nathan benar-benar menyesal sekarang. Bagaimana caranya menemukan gadis itu. Dia ingin memohon seribu kali meski dia tahu hasilnya akan sama

Nathan menghidupkan mobilnya, berjalan meninggalkan rumah yang memberi petunjuk pertama untuk Nathan

"Tuan muda sudah pergi, noona" ucap seseorang yang sejak tadi memperhatikan Nathan

"Kembalilah, Lucas. Your master almost home" ucap Hani dari balik earphone yang digunakan Lucas

Lucas menatap Hendery yang ada disampingnya, kemudian pergi dari tempat itu

~tbc~

hehe

[2] Bad LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang