4.3 •• Decision

1.6K 247 32
                                    

Chaerin duduk di sofa sambil menatap punggung Han. Sejak Nathan pergi, Han masih belum mau berbicara kepadanya

"Kenapa dia bisa tahu tempat ini, aku padahal udah yakin dia nggak bakal nemuin tempat ini" Chaerin melirik Han yang bermonolog. Chaerin menggeleng, bahkan dia sendiri juga bingung

"What should I do?" Han berbalik, menatap Chaerin yang menunduk memainkan jari-jarinya. Han berjalan menghampiri Chaerin, menarik kedua tangannya dan menggenggamnya erat

"Semua keputusan ada di tangan kamu, Chae. Aku disini bakal dukung semua keputusan kamu" ucap Han tersenyum

Jadi, mau mempertahankan yang lama atau memperjuangkan yang ada?

Mempertahankan Nathan mungkin menjadi keputusan yang paling Chaerin sesali. Menunggu seseorang yang bahkan dengan seenak hati menghancurkan hidup seseorang

Mungkin kau tak perlu adaptasi, tapi harus siap mengulang luka

Tapi Han, pemuda yang selalu ada untuk Chaerin kapanpun Chaerin membutuhkannya. Memberinya perhatian lebih daripada orang tuanya

Dua hal memang tidak bisa kau paksakan, lepaskan salah satu

Pilihannya adalah, mengulang duka bersama Nathan, atau memulai suka bersama Han

Atau tidak keduanya?

Tanpa sadar, air matanya jatuh begitu saja. Bahkan dia sendiri tidak tahu kenapa dia menangis

"Chae. Beberapa hal memang harus diikhlaskan biar kamu bisa bahagia. Aku ikhlas kalau kamu milih balik ke Nathan, karena aku tahu bukan aku yang ada disana. Bukan aku yang kamu mau" Han mengusap lembut rambut Chaerin, membuat tangis sang empu kembali pecah

"Kamu nggak bakal ikhlas, Han. Ikhlas bukan sesuatu yang bisa kamu ucapkan, ikhlas itu soal hati. Kamu nggak bisa melisankan ikhlasmu" Chaerin memeluk Han. Membuat Han membalas pelukannya dan mencium pucuk kepala Chaerin

"Ada hal yang perlu di gapapa-in biar semua baik-baik aja. Aku yakin ada perasaan rindu saat kamu lihat dia tadi. Jangan munafik, Chae" Chaerin mengangguk

Hatinya bilang kalau dia harus bisa melupakan Nathan, tapi logikanya tidak mau diajak kompromi soal perasaan

Dua hal yang sampai saat ini masih susah diajak bekerja sama

Mata Chaerin yang menatap Nathan hanya sebagai seorang bajingan, sedangkan hatinya menatap Nathan sebagai seseorang yang pernah membahagiakannya

Dia ingin melupakan semuanya. Ingin hidupnya baik-baik saja. Dia ingin hidupnya kembali seperti semula. Dia hanya, benci terlahir sebagai Chaerin

Han menangkup pipi Chaerin. Mengusap air matanya dengan ibu jarinya

"Being a person who watch you happy is enough for me. I'm not gonna lie to make this better, but if you leave I wouldn't be okay. It will hurt me" ucapan Han membuat Chaerin terdiam

"But I'm sure, it will be okay soon" Han mengecup lembut bibir Chaerin. Membuat Chaerin terkejut. Chaerin memejamkan matanya, membiarkan Han melakukan hal yang mungkin tidak akan bisa dia lakukan

Han melepas ciumannya. Menatap Chaerin yang masih memejamkan matanya sambil menangis. Air matanya kembali turun, sungguh dia benci melihat Chaerin menangis seperti ini

"Masuk gih ke kamar, istirahat. Anak papah Han nggak boleh capek-capek" Han mengusap perut Chaerin yang semakin hari semakin membesar. Chaerin mengusap rambut hitam Han, menyalurkan kelembutan kepada Han

Pilihannya harus tepat kali ini. Apapun keputusannya, dia tidak mau menyesalinya kali ini

~tbc~

#TeamHan

#TeamNathan

anyway, aku bikin story baru. Dicek ya

 Dicek ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Bad LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang