Happy reading ❤️
Chia yang asik melamun dan memikirkan semua hal tentang Alex tidak menyadari kalau pemakaman mulai sepi hanya tersisa Siska mamanya Alex dan Kenzo adik Alex,Alex memang sudah tidak mempunyai ayah sejak dia lahir.
Zee segera membangun chia dari lamunan nya dan segera mendekat menuju kuburan Alex.
Menghampiri mamanya Alex yang terduduk di tanah dan Isak tangis yang sangat menusuk hati serta kenzo yang masih berumur 4 tahun itu ikut menangis kecil."Chia,udh ngelamun nya kita kesana yuk kasian Tante Siska"ucap zee kepada mereka lalu berjalan didepan.
Mereka mengikuti Zee dari belakang yang menuju kuburan Alex.
Dengan berjalan perlahan chia mendekati Tante Siska yang sangat terpuruk sekarang.Chia berjongkok menyamakan posisi seperti Tante Siska dan coba untuk menenangkan Tante Siska.
"Tan,chia turut berdukacita,chia minta maaf sama Tante"ucap lembut chia sambil memeluk tubuh Tante Siska
Dengan perlahan Siska menatap wajah chia yang menahan tangis nya.
Siska sangat dekat dengan chia yang sudah seperti anak nya sendiri karena chia juga sering main kerumahnya Alex sendiri yang meminta mamanya untuk menganggap chia anak nya ,dengan senang hati dia menganggap chia anaknya.
Masalah persoalan ini Siska tidak menyalah kan siapa pun.
Sama seperti kehilangan suaminya 20 tahun yang lalu
Siska sangat ikhlas hati walaupun hatinya sangat tidak bisa menerima.
Tapi saat ini dia percaya kalau anak dan suaminya sudah tenang disana."Gapapa kok chia,Tante ikhlas dan ini bukan salah kamu jadi jangan minta maaf ya"ucap Siska dengan sangat lembut lalu mengelus rambut chia dengan penuh perasaan.
Tak terasa waktu sudah pukul 15:00 dan hari yang sebentar lagi sepertinya akan hujan."Tante pulang ya,kasian Kenzo udh mau hujan soalnya"ujar chia dengan meyakinkan kan Siska.
"Yaudh tante pulang dulu, assalamualaikum"ucap nya lalu mengendong kenzo dan berjalan menuju mobil nya.
"Zee,nay, ge,kalian pulang duluan aja, gw masih mau disini sebentar lagi"ucapnya tanpa melihat sahabat nya.
Zee nayya juga Gea tau pasti perasaan chia saat ini dia tidak bisa diganggu oleh apapun kalau sudah memutuskan sesuatu."Yaudh kita balik,Lo hati hati ya"ucap nayya kemudian berjalan menuju mobil Zee begitu juga dengan Zee dan Gea.
Saat ini pemakaman sangat sepi,hanya tersisa dirinya sendiri.
Dia hanya terduduk tanpa bergeming sedikit pun.
Menatap nisan yang tertulis nama Alex disana.
Mata yang memerah seketika mengeluarkan butiran air mata
Dengan sigap chia mengelap air mata dengan kerah baju nya
Dan seketika dia menumpahkan kan seluruh keluh kesah nya menghadap nisan Alex.
Seolah sedang berbicara dengan Alex sesungguhnya."Alex,kenapa harus lo yang ninggalin gw,siapa yang udh ngelakuin ini sama lo lex,gw tau lo bukan orang yang lemah terus siapa yang berani ngelakuin ini sama lo,lo bilang sama gw buat gak pernah ninggalin orang yang lo sayang,tapi kenyataan nya lo yang ninggalin gw lex,gw udh ngelakuin semua sejauh ini itu karena lo,sekarang lo udh pergi,gimana bisa gw membalas kan dendam gw kalau lo ga ada disamping gw lex,semua orang yang gw sayang pergi meninggalkan gw satu persatu"seketika chia menghentikan omongan nya dah mengepal kuat tangan nya
"Siapapun yang berani main main sama gw akan tau akibat nya lo liat dan tunggu ajal lo,itu janji gw"ucapnya penuh kebencian chia menatap layaknya seorang yang ingin membunuh siapapun dihadapan nya.
Hingga akhirnya dia kembali menetralkan amarah nya dan bangkit dari duduknya lalu jalan menuju keluar pemakaman.Skip...
Klek...
Zio memutar gagang pintu masuk kerumah nya dengan sedikit keraguan dia melangkah kan kaki menuju ruang tamu rumah megah itu.
Dan benar dugaan nya diruang tamu ada Vanda atau ibu tirinya dan shasha adik tirinya yang berusia 3 tahun
Dia tidak melihat kemana ayah nya atau mungkin sedang bekerja?
Ntah lah dia tidak tau pasti.
Namun saat dia ingin melangkah kan kakinya menuju kamar nya
Suara anak khas 3tahun memanggilnya dengan nada cadel nya."Kak jio puyang"ucapnya seketika langsung berlari kearah Zio yang tengah berada di tangga dengan sigap zio merentangkan tangannya untuk menyambut adik nya itu.
Zio memang tidak membenci anak dari Vanda namun dia sadar anak sekecil itu tidak memiliki salah apapun ini hanya masalah keluarga nya dah Vanda ibu tirinya.
Dengan langkah kaki samar terdengar Vanda melangkah kan kaki menuju Zio dan putri kecil nya itu, Vanda hanya bisa menerima perlakuan Zio dia tau Zio belum bisa menerima keadaan nya saat ini sebagai ibu tirinya karena menurut Zio dia telah merampas kebahagiaan ibu nya dan menggantikan posisi ibunya didalam rumah ini.
Tahap Zio ketahui ada hal tersembunyi dibalik ini semua.
Vanda sendiri tidak pernah bercerita apapun kepada zio.
Karena menurut nya belum saat nya ank itu tau semua nya.
Biar lah saat ini kebencian di dalam hati Zio.
Hingga saat nanti zio bisa menerima posisi sebenernya."Zio,kamu sudah pulang,makan dulu nak"ucapnya lembut selayak ibu yang sangat perhatian kepada anak nya.
Namun lagi dan lagi Zio hanya menanggapi nya dengan ketus khas nya."Gak laper"ucap nya singkat lalu melepaskan pelukannya kepada sang adik dan berjalan menuju kamar tidur nya
Dengan seketika tangis adik nya pecah di bawah sana.
Shasha menangis karena merasa Zio melepaskan pelukan nya dan tidak mau bermain atau bahkan bercanda kepadanya,sebagai mana layaknya anak 3 tahun yang menangis karena kehilangan mainan nya.
Dari atas kamar Zio mendengar tangisan adiknya seketika dia merasa sangat bersalah karena perilakunya terhadap adiknya.
Dengan inisiatif dia melangkah kan kaki menuju tempat dimana adiknya menangis di pelukan sang ibu.
Dengan niatan untuk meminta maaf Zio sendiri bukan lah tipe orang yang bisa melihat seseorang menangis terlebih orang itu adalah orang kesayangan nya.
Namun dia terpaku seketika mendengar percakapan antar Shasha dan sang ibu."Ma,kak jio ga mau temen Caca lagi..hiks..hiks kak jio jahat sama Caca..hiks hiks"dia menangis sendu dengan wajah menghadap sang ibu.
Dengan lembut Vanda membelai rambut gadis kecil itu lalu menenangkan nya."Kak,Zio cuma kecapean sayang,besok kan bisa main lagi"ucapnya lembut dengan penuh kasih sayang.
Seketika Zio mematung mendengar suara lembut Vanda dia merasa mendengar suara ibunya dulu,jauh di ingatan nya suara lembut ini sering mengisi hari harinya dulu."Benelan"tanya Shasha dengan mengedip ngedip kan matanya sangat lucu.
"Iya beneran"ucap Vanda meyakinkan anak nya.
Dan benar saja setelah mengatakan itu langkah kaki terdengar dari atas tangga menuju lantai bawah.
Shasha mendongak melihat Zio dengan senyum manis melangkah menuju nya.
Dengan lembut Zio berjongkok menyamakan posisi nya dengan Shasha."Mau beli es krim"tawar Zio dengan menjulur tangan nya kepada gadis kecil itu dan masih dengan senyum manis diwajahnya
Vanda seketika melihat keajaiban di matanya.
Sejak kapan Zio tersenyum?"Janji,kak jio gak malah lagi"ucap Shasha gemas dengan pupy eyes nya.
"Janji,yuk"ucapnya kemudian menggandeng tangan Shasha menuju pintu rumah.
Tujuan mereka untuk membeli es krim di toko es krim di depan sanaDouble update right?
Kalau gitu VOTE dong biar lebih semangat hehe:v
Rhmprk 🖤