𝕭𝖆𝖇 6

10K 2.3K 270
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mereka kembali ke ruangan itu, tinggal empat kru yang tersisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mereka kembali ke ruangan itu, tinggal empat kru yang tersisa. Selama menunggu, Ree mencari-cari kesempatan untuk berbicara dengan Andreas tapi nyatanya adiknya seakan menghindari tatapannya. Gadis yang memeluknya tadi sudah tidak terlihat. Ke mana perempuan itu?

Ree menimang untuk berjalan ke arah Andreas sekarang dan masa bodoh dengan segala konsekuensinya. Ia tidak peduli bila kru Pandawa akan langsung dapat mengenalinya. Mungkin ia bisa langsung membawa Andreas keluar dari turnamen ini.

Gadis itu hendak melangkah menuju Andreas ketika seseorang menggenggam lengannya. Ree memutar tubuhnya untuk menemukan Kairav.

"Apa yang kau lakukan padaku tadi?" Geram Kairav.

Ree berusaha menghentakkan genggaman Kairav tapi kekuatannya terlalu besar. 

"Lepaskan," kata Ree. 

Tapi ketika Kairav tidak kunjung melepaskannya Ree berkata, "Kukira kau sudah mengerti. Kau harus menghadapi ketakutan terbesarmu send–"

Kairav mengguncang tubuh Ree hingga gadis itu merintih. Tatapan pria itu tajam. Ree memutuskan saat itu juga bahwa ia tidak menyukai Kairav. Meski ia makhluk legendaris, meski ia seorang Basma.

"Bukan itu." Geram Kairav lagi. "Kau melakukan sesuatu padaku hingga aku terjatuh. Apa yang kau lakukan?"

"Bukankah orang tua memiliki risiko tinggi untuk jatuh sendiri?"

Kairav mengencangkan genggamannya pada lengan Ree hingga Ree merintih kesakitan kembali.

"Hey!" Seru Rangga. "Lepaskan dia!" 

Si Pangeran menggenggam lengan Kairav dan seketika tangannya bersinar merah. Hawa panas serta kepulan asap mulai muncul dari bawah genggaman Rangga. Si Pangeran membakar lengan Kairav. Tapi nampaknya Si Basma tidak terpengaruh. Ia bahkan tidak merintih kesakitan sedikit pun.

"Kairav!" Seru Penyihir Putih. 

Kairav menurut, ia melepaskan genggamannya pada Ree. Dengan kesal Ia melangkah mundur meski tatapan matanya masih membakar Ree. Entah kenapa Ree merasa sebagian besar amarahnya adalah karena Ree membunuh wanita itu di depannya. Kairav hanya mencari-cari alasan untuk merasa amarah. Dan Ree dapat mengerti hal itu.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang