𝕭𝖆𝖇 33

6.1K 2.1K 74
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingat kegelapan total

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingat kegelapan total. Suara desisan dan sisik yang beradu batu. Dan aku ingat rasa takut. Rasa takut yang menusukmu hingga ke tulang.

Aku menghabiskan seharian bersembunyi di balik batu, menggigil ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghabiskan seharian bersembunyi di balik batu, menggigil ketakutan. Di saat takut, aku biasanya memegangi pisau kesayanganku. Tapi pisau itu tertinggal di markas Nareen. Pikiranku memanggil memori-memori akan Garin, Xi, Xandor, dan Dae. Rasa cemas dan khawatir menggerogotiku. Aku harus mengeluarkan mereka. Aku harus menyelamatkan mereka. Hanya mereka yang kupunya.

Hanya mereka.

Lalu aku ingat keluar dari tempat persembunyianku. Kupanggil Naga Hitam. Tak menghiraukan kakiku yang mulai goyah. Tidak memedulikan tanganku yang gemetar. Membungkam semua jeritan di kepalaku. Tekadku menjadi semakin bulat semakin kupanggil memori akan mereka. 

Garin, Xi, Xandor, dan Dae. Setiap desisan naga itu menghujamku dengan ribuan rasa takut. 

Garin, Xi, Xandor, Dae. 

Aku tidak akan kalah dengan ketakutan. Tidak, ketika mereka membutuhkanku.

Akhirnya wajah Naga Hitam berada di hadapanku. Dan aku menantang matanya...

 Dan aku menantang matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang