𝕭𝖆𝖇 46

6.6K 1.9K 147
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree tak sadar dirinya sudah berdiri di meja yang sama tempatnya kemarin menutup buku aneh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree tak sadar dirinya sudah berdiri di meja yang sama tempatnya kemarin menutup buku aneh itu. Ia mendudukkan dirinya di kursi dan mengangkat kedua kakinya, lalu membenamkan kepalanya di antara kedua lututnya.

Rupanya bayangan membawanya ke tempat yang tidak terduga. Ia hanya meminta mereka membawa Ree ke tempat yang tidak akan didatangi oleh kontestan lain. Dan ternyata bayangan menafsirkan hal itu sebagai perpustakaan. Mereka tidak salah... perpustakaan itu memang sepertinya jarang sekali didatangi kontestan. 

Terakhir ia merasa seperti ini adalah di hari-hari pertama ia mulai tinggal bersama Andreas. Ketika pembantaian teman-temannya, para Pasukan Bayangan, masih segar dalam ingatannya. Memikirkan mereka, hati Ree seakan terkoyak. 

Mereka telah berhasil menambal hati Ree, hanya untuk merobeknya kembali ketika mereka tiada.

Rangga tidak salah... Ree memiliki andil dalam pembantaian mereka. 

Sama seperti pembantaian keluarganya di Judistia sebelas tahun yang lalu. Andai ia lebih kuat, setidaknya ia akan dapat menyelamatkan gadis itu. Andai ia dapat melawan ketakutannya lebih cepat dan menghadapi Naga Hitam, pasti teman-temannya akan masih hidup.

Ree selalu merasa hidupnya sebagai pion yang dimainkan oleh para dewa dan dewi. Ia berusaha keras untuk keluar dari kehidupan itu, berusaha keras untuk dapat membentuk hidupnya sendiri. Ia menghindar dari Judistia, ia tidak pernah berhubungan dengan kehidupan lamanya. Dan lihatlah bayaran yang harus ditanggung Ree...

Pasukan Bayangan tiada.

Andreas kabur.

Lalu... Ree kembali ke satu-satunya tempat yang Ree janji tidak akan pergi. Ke tanah kuno tempat semua di dunia ini bermula... Meski, Ree sampai sekarang masing tidak mengerti penuh apa yang terjadi–

"Tidakkah kau ingin mencari tahu, kalau begitu?"

Ree mendongak dengan cepat. Barro berdiri dengan tumpukan buku di tangan kirinya. Penjaga perpustakaan itu menatap rendah kepada Ree. 

"Kau takut untuk mencari tahu."

Barro meletakkan tumpukan buku di meja dan menarik kursi untuk dirinya duduk di hadapan Ree. 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang