𝕭𝖆𝖇 29

6.7K 1.8K 60
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada beberapa hal yang Ree masih ragukan terhadap rencana kru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada beberapa hal yang Ree masih ragukan terhadap rencana kru mereka. Pertama, rencana mereka sama sekali –dan Ree ulang, sama sekali tidak mencakup menghadapi naga. Nyatanya mereka akan berlari sekencang mungkin dan berharap naga itu akan terlalu sibuk menghadang orang lain ketika mereka menjalankan rencana mereka.

Kedua, tidak adanya rencana cadangan. Tentu kru lain memiliki rencana mereka masing-masing. Bagaimana bila rencana setiap kru saling menggagalkan satu sama lain?

Ketiga, adalah keraguan Ree sendiri. Bagaimana bila Ree harus menghadapi Xi?

Sekarang berdiri di arena pasir, Ree mengambil konklusi bahwa 'Ekspresi Perencanaan' adalah nama yang memberikan ekspektasi lebih dari yang sebenarnya.

Semua peserta masih terbagi menjadi dua kubu besar. Kru Rangga dan kru dari kubu barat lainnya berdiri di barat arena. Kubu timur di sisi satunya. Matahari mengambil tempat di ufuk timur, namun sudah mulai merambat mencapai tepat di atas kepala semua makhluk. Cahayanya membuat pakaian para bangsawan di podium seakan bersinar. Sementara gemuruh penonton berkumandang.

Madoff seperti biasa mengontrol penonton dan menjelaskan permainan kepada mereka. Tak lama sebuah gundukan pasir di tengah arena pasir muncul. Makin lama makin meninggi hingga terbentuklah sebuah menara tanpa dinding dengan empat pilar di dua sisinya. Tanpa dinding, sehingga peserta memiliki kemungkinan jatuh di setiap lantai dan setiap tangga. Tangga menara itu pun tidak memiliki pegangan.

Terdapat dua cabang tangga di lantai pertama sehingga kedua kubu dapat mulai naik dari kedua sisi. Namun pada lantai kedua tangga itu sudah menyatu menjadi satu jalur zig-zag pada menara.

Ree mendapatkan matanya memerhatikan podium. Mencari Si Putri Judistia. Tapi gadis itu tidak hadir hari ini. Mata Ree akhirnya kembali turun, mencari sosok yang ia kenal di kubu sebelah.

Andreas menangkap tatapan matanya untuk sesaat melalui menara tanpa dinding itu. Kemudian ia membuang muka. Ree memerhatikan wajah dan tubuh pemuda itu. Gurat hitam di bawah matanya semakin menebal, pipinya semakin tirus. Kematian Rema pasti masih menghantuinya, dan Gor serta Ultar tidak memberikan apa yang Andreas butuhkan saat ini.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang