𝕭𝖆𝖇 23

6.3K 2K 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kinara membantu Ree, Rangga, dan Bima untuk turun dari goa menggunakan naga yang sepertinya sudah ia jinakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kinara membantu Ree, Rangga, dan Bima untuk turun dari goa menggunakan naga yang sepertinya sudah ia jinakkan.

"Aku kira kau sudah terbakar hangus tadi," kata Rangga pada Kinara.

"Ya dan tidak," jawab perempuan itu, "Entah bagaimana aku memiliki ketahanan hebat atas api, termasuk api dari naga. Tadi selama kau tidak menoleh aku bersembunyi di balik batu. Kemudian kupanjat goa di atas itu dan kutemukan teman-temanmu sudah berada dalam goa terlebih dahulu."

"Jadi kau bisa berbicara dengan naga?" Tanya Rangga ketika mereka semua sudah mendarat di lantai gua.

"Hmm... lebih tepatnya kita dapat saling memberikan gambaran mental. Meski naga memiliki bahasa sakral mereka sendiri yang aku pun tak tahu." Jawab Kinara sembari membantu Bima turun dari punggung naga itu yang bersisik.

Ree sudah turun duluan dan sedang memerhatikan Kai –ia tidak berani menggunakan kekuatan bayangannya pada seorang Basma. Pria itu sudah duduk dekat mulut gua semenjak kru Pandawa menghilang. Ia bersandar pada dinding salah satu batu dan memejamkan matanya. 

Ia terlihat terlalu tenang. Ia tahu dirinya sangat berbahaya, dan ia tidak tak–

Sesuatu mendorong lengan kiri Ree. Tubuh gadis itu terhuyung ke depan, dengan tatapan mata masih mengarah pada Kai. Tepat saat itu, Kai membuka matanya.

Karena tidak mau terpergok sedang memerhatikan, Ree langsung berbalik badan menghadapi siapapun yang telah mendorongnya.

Jantungnya hampir copot ketika melihat wajah naga itu. 

Di goa naga, ia hanya dapat melihat siluet sang naga. Namun di tengah bukaan, ia dapat melihatnya dengan jelas.

Bersisik merah marun, tiga tanduk bertengger di moncongnya, dan matanya berwarna kuning kecokelatan menatap Ree. Kedua tanduk besar di samping kepalanya telah dipotong, dada Ree mencelus melihat itu. Bagian dalam perut dan lehernya berwarna krem, namun terdapat guratan-guratan luka yang menetap.

Naga itu memundurkan wajahnya dari Ree, menekuk kedua kaki depannya, lalu mulai menekuk lehernya ketika Ree tiba-tiba berkata, "Awya!"

Makhluk besar itu berhenti, memandang Ree dengan kebingungan.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang