𝙺𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝟻

7.7K 1.7K 114
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo bangun, dasar pemalas!" Seru Xi dari arah pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo bangun, dasar pemalas!" Seru Xi dari arah pintu kamar. Garin meloncat ke atas kasur Ree, membuat Ree mengaduh karena bocah itu mendarat di kaki Ree. Seketika Ree duduk kemudian menguap.

"Ini baru jam tujuh..." Ree masih menguap.

"Xandor ingin kita bertiga berlatih di hutan," selak Xi.

"Kena... paa?" jawab Ree sembari mengucek matanya yang masih mengantuk.

Xi berjalan masuk, ia membuka lemari Ree dan melemparkan pada Ree sebuah tunik serta celana. Sorot wajahnya khawatir. Seperti mengatakan ada sesuatu yang buruk yang akan datang.

Ree dapat membaca itu semua. Ia pun tidak bertanya-tanya kembali, langsung berpakaian kemudian mengikuti Garin dan Xi turun untuk keluar dari rumah mereka. Tepat ketika Ree berjalan melewati ruang tamu untuk meraih pintu rumah, ia dapat melihat Xandor sedang menerima beberapa tamu.

Seorang pria yang botak dengan beberapa pria lain yang berjubah hitam. Sepertinya pria botak itu adalah pemimpin sedangkan pria-pria lain adalah bawahan... atau mungkin penjaganya.

Ketika mereka lewat, Xandor dan pria botak itu juga melirik pada mereka. Untuk sesaat pria botak itu menahan tatapan Ree. Wajahnya familiar.

"Jangan hiraukan mereka," kata Xandor. "Mereka adalah murid-muridku, Nareen. Tidak pernah mereka sekalipun ikut misi-misiku."

Nareen? Nareen Nygard?? Kenapa dia ada di sini?

Pria bernama Nareen itu terkekeh.

Sebelum Ree dapat mendengar perkataannya selanjutnya, tiba-tiba Xi sudah menarik lengan Ree serta Garin untuk keluar dari rumah. Ree melawan sedikit. Tetapi Xi memperkuat pegangannya.

"Xi... Xandor sendirian bersama dengan Nareen... tidakkah itu bahaya?"

"Ada Dae." Kemudian dengan nada yang lebih berat Xi berkata, "Bila kita di sana pula justru akan lebih berbahaya. Kita dapat dijadikan tawanan."

Akhirnya Ree tidak melawan kembali. Meski ia tidak mengerti kenapa kali ini mereka yang harus bersembunyi dari Nareen. Bukankah di beberapa misi mereka dapat mengalahkan semua prajurit-prajurit Nareen? Apakah Nareen seorang diri sekuat itu?

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang