Selesainya Hari Perkenalan, setiap kru digiring ke ruangan tempat tinggal mereka kembali. Masih tujuh belas kru, namun delapan kru hanya tersisa empat orang.
Meski hari masih terang, semua orang terlihat lelah. Sangat lelah. Pandangan Ree pun mulai merasa berkunang-kunang ketika memasuki ruangan.
Entah sejak kapan, pusing di kepalanya muncul. Berdenyut dan menyebalkan. Pun rasa dingin mulai merasuki tubuhnya, rasanya hingga ke tulang.
Langkah gadis itu menjadi gontai.
Ia tidak tahu kapan tubuhnya ambruk atau apakah Ia membentur meja makan atau kursi atau lantai.
Ia tidak merasakan benturan apapun.
Kegelapan telah mengambil alih penglihatannya. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia menyerah. Menyerah pada kegelapan itu.
Ree tersungkur seketika mereka sampai di ruangan. Sebelum kepalanya membentur lantai, Rangga dengan cepat menangkap tubuh mungilnya. Dengan cepat ia gamit tubuh gadis itu dalam sebuah rengkuhan. Dia sangat ringan.
Rangga meringis. Ree terasa seperti tulang dan kulit saja. Ternyata ada yang lebih parah dalam menjaga dirinya selain Lex.
"Bima, panggilkan Wiseman," sahut Rangga. "Kita butuh medik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Turnamen Mentari | Seri 1 | END
FantasíaDi dunia di mana kekuatan magis hanya didapatkan bila melakukan kontrak dengan para dewa, kedatangan Pemagis Murni, seorang yang memiliki magis tanpa kontrak sudah diramalkan. Karena kemampuannya sebagai Pemagis Murni, adik Ree diculik dan dipaksa m...