𝕭𝖆𝖇 18

6.3K 1.9K 57
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree dan Bima berhenti setelah mencapai salah satu bagian terdalam gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree dan Bima berhenti setelah mencapai salah satu bagian terdalam gua. Sepanjang mereka berjalan, mereka mendengar suara air mengalir. Lama-lama makin jelas. Tak hanya suara air, mereka juga melihat sumber cahaya dari ujung lorong.

Dan ketika lorong gua berubah menjadi sebuah ruangan yang luas, penuh dengan tanaman tropis serta sebuah danau besar, Bima tidak bisa tidak terpana akan pemandangan itu. 

Danau itu terlihat tenang, dengan percikan-percikan kecil yang muncul sewaktu ikan-ikan kecil bermunculan. Seakan ikan-ikan itu ingin melihat siapa yang baru saja datang ke tempat terpencil mereka itu.

Jauh di atas danau, sebuah bukaan membuat cahaya matahari dari luar mampu masuk menerangi ruangan itu. Membuat air danau terlihat mengilap sewaktu-waktu.

"Indah sekali," bisik Bima.

"Aku harus memanjat dinding," kata Ree.

"Apa?"

Ree memasang pandangannya ke dinding gua di sebelah kanan. "Ada gua kecil di atas sana."

"Aku tidak bisa memanjat setinggi i–"

"Bukan kau," sergah Ree, "Aku yang akan bersembunyi di situ. Kau akan memancing peserta ke sini."

"Aku??"

Ree mengangguk.

Bima hendak bertanya bagaimana dirinya dapat memancing peserta namun Ree sudah menghilang dari pandangannya. Ia menyatu dengan bayangan di kakinya dan bayangan yang jauh lebih gelap itu meluncur menuju gua kecil di atas.

Tidak mengerti apa yang dapat ia lakukan untuk memancing peserta, Bima menyusuri setiap tanaman yang ada di ruangan itu. Umumnya semak belukar yang tinggi, beberapa merupakan tanaman ilalang. Ada juga beberapa tumbuhan berbunga indah.

Hingga Bima tidak tahan akan kesunyian itu dan ia menyemburkan pertanyaan yang selama ini menghantui benaknya. 

"Mengapa kau pergi dari Judistia?"

Bima menunggu beberapa menit untuk Ree menjawab. Namun kesunyian adalah satu-satunya jawaban yang ia dapat.

"Aku sempat berpikir ingin meninggalkan Judistia." Lanjut Bima, "Ayahku sangat mencintai Ibuku. Ia tidak bisa melepaskan kepergiannya. Hingga ia membuat Arya, temanku." 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang