𝕭𝖆𝖇 21

6.4K 1.8K 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berjalan beberapa lama, Lex menyadari ada seseorang yang mengikuti mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berjalan beberapa lama, Lex menyadari ada seseorang yang mengikuti mereka. Ia menarik lengan Rangga.

'Lari.'

Rangga langsung mengerti. Mereka pun berlari hingga mencapai sebuah bukaan penuh dengan bebatuan. Mereka memilih salah satu batu yang cukup besar untuk menyembunyikan dua tubuh pria dewasa.

Seorang perempuan berambut hitam yang bergelombang muncul dari lorong tempat mereka masuk. Rangga curiga dia adalah seorang Judistia. Namun ketika tudung jubah perempuan itu turun, ia melihat sepasang mata oriental yang tajam dan kulit sawo matang.

Lixi? Campuran sepertinya.

Perempuan itu mengedarkan pandangan ke seluruh bukaan. Bebatuan yang tinggi membuat tempat itu seakan seperti labirin.

Namun bukannya berusaha mencari Rangga dan Lex, pandangan perempuan itu terfiksasi oleh sebuah goa besar yang terletak beberapa meter di atas dinding bebatuan. Di sebelah kanan dari tempat persembunyian Rangga dan Lex.

Gadis bermata oriental itu hendak menuju gua tersebut ketika sebuah pria tiba-tiba muncul di depannya.

"Aku sudah mendengar tentangmu, Kinara."

"Ultar," kata perempuan bernama Kinara itu dengan nada bosan, "Itu saja yang pernah kudengar tentangmu."

"Katakan pada Penyihir Putih bahwa Raja Judistia memberikan peringatan. Bila kru kalian menghalangi misi kami, kru Penyihir Putih akan menjadi target pula."

"Dan.. apakah misi itu?"

Ultar mengambil satu langkah, membasahi bibirnya dan berkata, "Membasmi pasukan semut api."

Semut api. Rangga menegang karena mendengar julukan yang Ayahnya berikan itu. 

'Kau hanyalah seekor semut api. Berapi dan dapat menyengat. Tapi secara kodrat hanyalah seekor semut,' kata Jagrav di hari Rangga dinyatakan sebagai Pemberontak.

Mereka tahu kita di sini, dalam dunia pikiran pun Lex berbisik mengatakan hal itu. Seakan ia takut ada yang mendengar percakapan personal mereka.

'Lex, Ga, kalian tidak apa-apa?' tanya Bima. 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang