𝕭𝖆𝖇 11

7.3K 2K 133
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree sudah terbiasa melawan pria yang jauh lebih besar darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ree sudah terbiasa melawan pria yang jauh lebih besar darinya. Ia tahu Po memiliki kekuatan untuk membentuk segala jenis senjata dari telapak tangan kanannya. Bayangannya juga berbisik pada Ree bahwa kelemahannya adalah bila telapak tangan itu mengeluarkan darah, ia tidak dapat mengeluarkan senjata apapun.

Ia biarkan Po meremehkannya.

Orang yang meremehkan orang lain biasanya tergelincir terlebih dahulu. Tersandung oleh batu kecil yang tidak mereka lihat.

Ree menggunakan momen ketika Po 'tersandung' untuk menyerang. Kemudian menyerang dan menyerang lagi, menutup kemungkinan bagi mereka untuk bangkit. Target utama Ree adalah kedua telapak tangannya. Ia berhasil menyayat dalam telapak tangan kanannya, hingga darah menyembur keluar.

Bukan kekuatan yang Ree andalkan. Melainkan kecepatan dan ketepatan. Sekalipun otot harus bermain pula.

Tentu saja, bayangan juga berperan besar bagi Ree.

Po jatuh dalam hitungan menit. Mungkin aku terlalu cepat menjatuhkannya.

Para penonton mulai menyorakkan sebuah kata. Suara sorakkan mereka seperti sebuah nyanyian. 

"Bunuh. Bunuh. Bunuh. Bunuh." 

Semakin lama suara mereka semakin keras dan irama mereka semakin cepat.

ᴏʜ, ᴘʀɪᴀ ɪɴɪ ꜱᴜᴅᴀʜ ʙᴇʀɢᴇᴍᴇᴛᴀʀ ʜᴇʙᴀᴛ. Kata bayangan Po. 

ᴀᴍᴀʀᴀʜ, ɪʏᴀ, ᴛᴀᴘɪ ɪᴀ ʟᴇʙɪʜ ᴛᴀᴋᴜᴛ ɴʏᴀᴡᴀɴʏᴀ ᴅɪᴀᴍʙɪʟ.

Siapa dia sebenarya?  Tanya Ree pada bayangan itu.

ᴘᴏ, ᴅᴀʀɪ ᴀɴᴅᴀʟᴀꜱ. ɪᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘᴇᴅᴀɢᴀɴɢ ʙᴜᴅᴀᴋ. ɪᴀ ᴍᴇɴᴄᴜʟɪᴋ ᴀɴᴀᴋ-ᴀɴᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴍᴇᴍᴀᴋꜱᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ʙᴜᴅᴀᴋ. Suara bayangan Po terdengar seperti banyak namun satu. 

ɪᴀ ᴊᴜɢᴀ ᴍᴇᴍᴇʀᴋᴏꜱᴀ ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ.

ᴅᴀɴ.. ᴍᴇᴍʙᴜɴᴜʜ ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang