Haii semua.
Udah gak ambyar nih,lumayan kalo buat nulis ini cerita,
Jangan lupa vote+komen di part 37! Mau selesai nih..hahaha.Selamat membaca!.
Beberapa hari kemudian,akhirnya ujian terakhirnya adalah Fisika,mata pelajaran yang sangat ia benci seumur hidup,mengapa begitu susah untuk menghafal rumus rumus yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling!?
Semalam,Viona mengajari Vano sampai pukul [ 02:00 ],dari mulai menghafal rumus,mengajarinya cara menghitung,dan lain lain,semua itu ia lakukan untuk Vano,janji yang diberikan oleh Bu Rani masih ia pegang sampai saat ini.
Mata Viona kini berubah menjadi mata panda akibat tidur terlalu malam,bukan malam lagi,tapi sudah pagi,ia hanya tidur dua jam,setelah itu ia mengambil air wudhu dan shalat.
"Hakciimmm..!!!" Viona kini sedang tidak enak badan,ia dari semalam terus menerus mengeluarkan ingus dan hidungnya tersumbat,ia sempat kedinginan saat mengajari Vano dengan jendela kamar yang ia buka lebar dan pintu balkon tidak ditutup sama sekali,ia memang tidak terbiasa oleh udara dingin di malam hari.
"Kalo lo sakit,mending lo periksa ke dokter aja," ucap Vano melihat Viona kasihan,ia rela mengajarinya sampai tubuh dan fisik nya kurang sehat,
"Gak usah,nanti gue istirahat aja dikamar," Viona sebenarnya hari ini ingin pulang kerumahnya,tetapi tidak boleh oleh mama Vano sebab ia tau Viona kurang enak badan pagi ini.
"Gue bakal pulang cepat setelah ujian nanti," Vano beranjak dari duduknya,mengambil tas nya dan berangkat
"Semangat Vin,lo harus bisa!ini kesempatan terakhir lo buat nentuin lulus atau enggak!" Ucap Viona memberi semangat pada Vano,entah sudah berapa kali ia mengeluarkan kalimat itu dalam empat hari ini,
"Jadi lo doa in gue gak lulus?" Pertanyaan Vano membuat Viona mendengus kesal,berniat baik tapi disangka buruk
"Iya gue tau maksud lo,gak mungkin lo doa in gue yang engga engga," ujar Vano mengusap usap rambut Viona
"Ya udah sekarang lo berangkat,jangan lupa,sampai sekolah luangin waktu lo buat mengingat materi yang gue kasih!" Pinta Viona
"Iya Viona..,perhatian banget sih lo sama gue!" Ujar Vano mencubit pipi Viona
Setelah Vano pergi ke sekolah,Viona kembali duduk dimeja makan untuk menghabiskan sarapanya kembali yang tersisa setengah roti dibaluti selai berwarna merah muda.
****
"Van,gue heran sama lo,waktu gue liat lo ngerjain soal,kayaknya lo lancar jaya deh tanpa kesulitan," ucap Eric ketika melihat dan mendengar Vano yang sedang menghafal dan mengingat rumus Fisika
"Makanya belajar!" Eric bingung dengan jawaban Vano,selama ini yang ia tau adalah sahabatnya sangat benci dengan kegiatan belajar sehingga membuat ia bodoh.
"Kayaknya Vano berubah gara gara Viona deh," ucap Mexi pada Eric dan Nendra yang sedang bingung menatap Vano
"Apa kalian liat liat!?" Tanya Vano ketika ia sadar bahwa sejak tadi ia dipantau oleh ketiga sahabatnya.
Tiba tiba bel masuk sudah berbunyi,semua murid menyiapkan nyali masing masing untuk menghadapi soal fisika yang membuat mereka malas untuk mengerjakan.
'Serius tapi santai',itu perkataan yang di ingat ingat oleh Vano,perkataan dari mulut Viona saat semalam ia mengerjakan soal soal yang di uji coba oleh Viona,ia merasa kasihan oleh Viona,gara gara dia,Viona jadi jatuh sakit.
Meskipun diruangan itu tenang,tapi mereka saling berinteraksi melalui kode tangan dan gerakan mulut tanpa suara,mereka berkesempatan untuk bertanya karena pengawas sedang izin ke toilet. Vano sempat dipengaruhi oleh teman temanya,ia sadar bahwa ia belajar semalam itu untuk dirinya sendiri,bukan untuk orang lain!Vano mengalihkan pandangan dari teman temanya dan kembali fokus pada kertas didepanya.
Pengawas bodoh!._
"Vino!main yuk!" Ucap Nendra diparkiran berniat mengajak Vano untuk kumpul bersama Eric dan Mexi karena ujian sudah berakhir beberapa menit yang lalu
"Gue gak bisa," jawab Vano
"Kan semuanya udah selesai,lo mau belajar lagi?"
"Gue mau pulang!"
"Pulang?kita juga ikut ke rumah lo ya!"
"Gak bisa,Viona lagi sakit dirumah gue," Vano segera menggunakan helm nya dan pergi meninggalkan mereka.
Meskipun Vano sekarang sudah tidak seperti dulu,tetapi mereka tetap ikhlas jika sahabatnya yang satu akan bertobat akibat seorang wanita yang mampu membuat hatinya luluh.****
Ceklekk.
"Udah pulang?" Tanya Viona melihat Vano memasuki kamarnya
"Hem..nih gue bikinin lo bubur ayam," Viona hanya melihat saja tanpa menerima semangkuk bubur itu,ia sedang tidak selera makan saat ini.
"Gue gak mau makan," ujar Viona
"Lo harus makan," ucap Vano lembut
"Lagi gak selera Vin."
"Lo gak ngehargai gue bikin bubur ini?"
"Bukanya gitu Vin--"
"Makan!" Ucap Vano sambil menyodorkan sesuap bubur pada Viona,ia menghela nafasnya kasar dan perlahan memakan bubur itu kedalam mulutnya.
"Bilang aja mau disuapin!" Ujar Vano karena Viona dapat menghabiskan semangkuk bubur dari suapan pertama sampai terakhir,
"Lo kok kayaknya gak ikhlas sih nyuapin gue?"
"Ckk,gue ikhlas!"
"Besok lo mau masuk?" Tanya Vano karena besok giliran untuk kelas dua belas libur,sedangkan kelas sepuluh dan sebelas akan menghadapi penilaian akhir kelas"Iya"
"Lo masih sakit"
"Gue kuat kok,lagian sakitnya cuman gini doang,"
"Sok lo!"
______________________________________
Sudah selesai di part 37 nya,gimana?ngerasa seru gak sih,author bingung banget dah🙂
Maaf jika kurang mengenakan,pikiranya berat berat,kayak ngurusin pekerjaan kantor😅
Jangan lupa vote+komen yaa..
angelnzz_
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO [ SELESAI ]
Romance[ PROSES REVISI! ] #slow. masih sedikit yang masih di revisi,hehe. tidak ada alur cerita yang di ubah,hanya perbaikan kata atau kalimat,jadi cerita ini asli dari awal:') terima kasih. - masih penulis awal,jadi maklumi jika ada kata yang kurang cocok...