Kam, 7 Mei 2020
🍑
Setelah selesai makan malam dan mandi, Zee berjalan ke arah wastafel untuk membasuh muka. Tangannya memanjang mengambil handuk kecil yang menggantung lalu mengusap pelan wajahnya yang basah.
Ia berjalan pelan ke ranjang dan menjatuhkan tubuhnya sambil terus menggosokkan handuk kecil tadi ke rambutnya yang basah karena habis keramas. Matanya melirik ke arah nakas tempat ponselnya yang tergeletak itu berdering karena seseorang sedang melakukan panggilan. Matanya berbinar ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel. Lizzie.
"Haloo Zee!! Oh my god i miss you so bad!"
Zee pun langsung menyerbunya dengan senyum bahagia, bagaimana pun ia juga kangen berat pada sahabatnya itu.
Lizzie adalah sahabat sekaligus seatmate Zee dari SMP hingga SMA sebelum akhirnya ia memutuskan ikut dengan papanya yang merupakan asli Skotlandia. Ia pindah saat beberapa pekan duduk di kelas XI yang membuat bangkunya kosong dan sekarang digantikan oleh Nuka.
"Apa kabar lo di sana? Masih lanjut sekolah, kan?" tanya Zee.
"Dih, lo mah, gue sekolah dong. Lagian semenjak gue di sini, nyokap tuh kayak punya orang buat mata-matai gue, dia tuh selalu tau kalo gue ada niat pengen bolos. Nggak kayak di Indo bisa bebas."
Zee mendengus geli. "Emang dasar lo. Tapi, bagus dong, lo jadi nggak keseringan bolos kayak di sini. Eh iya, sekarang rasanya kelas jadi makin panas tau nggak. Kalo lo masih di sini gue bisa pastiin lo bakal bawa kipas angin gede ke sekolah."
"Iya, terus lo ngomel-ngomel deh karena kipas gue yang getarannya gangguin lo. Tapi, mungkin itu emang efek karena gue udah pindah kali, lo jadi merasa gerah liat orang jalan bareng sahabatnya."
Zee menunduk memainkan ujung bantal yang berada di pangkuannya. "Iya, sih, kelas jadi sepi banget nggak ada lo. Gue lebih sering bawa bekal karena nggak ada temen ke kantin. Si Keisya makin sering gangguin gue, tugas numpuk banget karena gue kemarin sakit, terus ulangan susulan bahasa inggris. Huaa! Gimana dong, sekarang nggak ada lo yang ngajarin gue bahasa inggris."
"Hmm, kayaknya gue terlalu berpartisipasi dalam hidup lo sampe segitunya."
Zee tersenyum geli. "Gak jadi, gue tarik lagi kalimat gue."
"Eh, hahaha, nggak bisa gitu dong. Kata-katamu tak bisa dihapus." Lizzie mengatakan kalimat terakhir dengan nada versi permainan anak-anak yang membuat Zee tak bisa menghentikan tawanya.
"Oh ya, gimana kabar Gavin? Cowok gue nggak lo apa-apain kan?" tanya Lizzie.
Zee memutar matanya namun masih tetap dengan senyum merekah. "Astagaa, lo belum move on dari dia? Emang di Skotlandia stok cowok gantengnya kurang?"
"Heh, Gavin itu nggak ada yang bisa gantiin dari hati gue tau. Mana ada cowok yang super baik dan perhatian kayak dia. Apalagi dia sering banget senyum kalo ngeliat gue, oh my god apa mungkin dia selama ini suka sama gue juga, ya?" Lizzie mengeluarkan suara manja andalannya, "Seharusnya tuh dia nggak perlu malu astaga."
Zee mendengus geli yang dibuat secara sengaja untuk menyindir sohibnya itu. "Itu, sih, lo yang kepedean namanya."
Tapi Zee tak bisa menyangkal kebenaran yang dikatakan Lizzie itu. Cowok berkacamata yang merangkap menjadi ketua kelas itu ia akui sangat baik. Buktinya Gavin sama sekali tak keberatan meminjamkan Zee bukunya dalam jumlah yang lumayan banyak, plus dibawa pulang lagi.
"Hmm, iya sih dia baik banget."
"Super baik, Zee," potong Lizzie.
"Iyaa super baik, Lizzie. Saking baiknya nih, ya, dia minjemin buku catatannya banyak banget ke gue karena kemarin gue sakit dan nggak masuk itu." Nada bicaranya dibuat menggoda bermaksud untuk menjaili cewek itu.
"Apa?! Dia minjemin lo buku catatannya? Zee, lo masih pengen jadi sahabat gue, kan? Gue peringatin ya sama lo, jangan pernah ada niat modus-modus pake cara itu ke Gavin, lo jangan ngambil lahan sahabat lo dong."
Tawa Zee seketika pecah mendengar ancaman Lizzie yang bukannya menakutkan justru malah membuatnya terhibur. Dalam sisa tawanya, entah angin apa yang membuatnya tiba-tiba teringat Nuka, anak baru itu tiba-tiba terlintas di pikirannya membuatnya ingin menceritakannya pada Lizzie.
"Liz."
"Hmm."
"Btw, ada yang gantiin tempat duduk lo."
"Oh? Siapa? Salsa?"
"Gak, bukan. Anak baru, cowok, ngeselin."
"Loh kok bisa? Cerita cerita."
"Iya, jadi kan kemarin gue nggak masuk tuh karena sakit, si anak baru ini ternyata masuknya pas gue absen. Terus pas tadi gue dateng, dia tiba-tiba nyuruh gue pindah, gue kaget dong. Baru deh ada Gavin yang ngasih tau kalo dia tuh anak baru."
"Oh my god, Gavin nggak hanya super baik tapi dia juga bisa jadi superhero."
"Husstt.. jangan salah fokus dulu."
"Hehehe, lanjut."
"Nah, kan gue pengen kenalan tuh, masa tangan gue dianggurin doang terus dia malah nggak bilang apa-apa diajak ngobrol. Padahal kan maksud gue cuma pengen kenalan aja, ngeselin banget kan?"
"Hmm, namanya juga anak baru. Siapa tau dia masih belum bisa adaptasi sama lingkungan barunya."
"Justru karena dia anak baru, Liz. Posisinya kan emang seharusnya dia yang berbaur ke sesama teman sekelasnya biar bisa dapet temen gitu. Lah ini, udah diajak ngobrol duluan, eh malah dikacangin."
"Udah nggak usah terlalu dipikirin, besok lo ajak ngobrol lagi aja, kalo dicuekin lagi sukurin, hahaha."
Zee memutar mata. "Kan, katanya kangen sama gue malah diledekin."
"Iya kan gue kangennya gangguin lo, hehehe. Eh tapi gimana dia, namanya siapa? Ganteng nggak? Dia kaya nggak?"
"Namanya Nuka, ganteng sih lumayan karena dia berhasil dilirik sama Keisya. Ck! Lo nggak pernah nggak nanya soal kaya atau nggak kalo tentang cowok."
"Semua orang butuh duit, Zee. Kalo lo jajan juga ya yang ditunggu duitnya bukan ucapan terima kasih."
"Iya emang, tapi kan nggak semua hal harus disangkutpautkan dengan uang, ada banyak kok hal yang tanpa uang bisa dengan mudah didapatkan."
"Iya, iya, Zee. Kayak gue nggak tau lo aja."
"Udah, ah, gue mau tidur, ngantuk."
"Oh iya lupa di sana udah malem, ya. Yaudah daaah, Zee."
"Daaah, Liz."
🍑
Lama update, sekali update nggak panjang hiksss:")
KAMU SEDANG MEMBACA
NUKA ZEE
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA! HANYA CERITA FIKTIF ANAK SMA YANG PASTI BAKAL BIKIN BAPER] ❤️❤️❤️ __________ Tak ada yang paling menyebalkan selain diberi keharusan untuk menjadi mentor belajar seorang murid baru di sekolahnya. Zidney Chalondra atau bia...