(13) : Comblangin Aja Terus!

43 3 3
                                    

Sel, 26 Mei 2020

🍑

"Nih, coba lo kerjain yang nomor 3. Itu cara kerjanya sama kayak yang gue jelasin tadi."

Zee menyodorkan buku cetak dan buku catatan ke Nuka yang terlihat fokus. Beberapa hari yang lalu Zee memutuskan mengambil stok buku catatannya yang masih kosong untuk digunakan selama belajar bareng Nuka. Ia nggak mau kalau terus menerus menggunakan lembaran tengah kertas yang dirobek. Bisa-bisa malah bukunya sendiri yang habis karena dijadikan sebagai tempat mencoret-coret tulisan Nuka yang kebanyakan salahnya.

Kalau begini juga dia kan bisa dengan mudah tau perkembangan Nuka selama belajar mulai dari awal sampai cowok itu benar-benar bisa menguasai pelajaran.

Suara ketukan pintu membuat Zee yang tadinya fokus melihat Nuka menulis kini beralih ke seseorang yang sudah muncul di depan pintu. Bu Yuli. Beliau adalah guru penjaga perpustakaan yang berada di samping kelasnya.

Guru yang sering mengepang prancis rambutnya itu terlihat celingak-celinguk seolah mencari seseorang di dalam kelas.

"Nyari siapa, Bu?" tanya Zee ketika menyadari guru itu sepertinya tak kunjung menemukan seseorang yang dituju.

Bu Yuli langsung tersenyum, "Oh, Zidney! Kamu nggak sibuk kan? Bisa tolong bantu ibu di perpus nggak? Ibu kekurangan orang."

Menyadari ternyata Bu Yuli bukan mencari seseorang secara spesifik, Zee langsung membalas senyumannya dan mengangguk mengiyakan.

"Oke makasih, ya, Zidney. Ibu mau keluar dulu ada keperluan mendadak."

"Iya, hati-hati, Bu."

Setelah Bu Yuli menghilang dari depan pintu, Zee langsung membalik halaman buku cetak yang berada di depan Nuka. Cewek itu tengah mencoret sesuatu di sana kemudian kembali membetulkan posisi bukunya. Untung saja buku matematika itu adalah miliknya pribadi, jadi ia bisa bebas mencoret apapun di sana.

"Kalo udah selesai, lo kerjain tugas di halaman berikutnya. Cara kerjanya nggak jauh beda kok."

Nuka mengerutkan keningnya sambil menahan cewek itu yang hendak hengkang. "Kenapa lo nambahin sih? Ini aja nggak tau bisa selesai apa nggak."

"Mudah kok, cuma 3 nomor doang. Lo pasti bisa, gue ke perpus dulu. Semangatt!" Zee menghadiahkan Nuka senyum semangat kemudian akhirnya berlari kecil keluar kelas menuju perpustakaan.

Tak sampai semenit ia berjalan, Zee melepas sepatunya ketika menginjakkan kaki di lantai perpustakaan. Memang sudah menjadi kebijakan selama berada di dalam perpustakaan, alas kaki wajib di lepas.

Zee melirik ke arah meja panjang tempat siswa bisa duduk lesehan tampak terlihat kosong. Kepalanya ia alihkan ke kanan yang menjurus ke arah beberapa pasang meja dan kursi yang juga terlihat kosong. Perpustakaan hari ini terlihat begitu sepi. Zee terus melanjutkan langkahnya sampai terlihat dua orang laki-laki sedang sibuk memegang beberapa buku kemudian mengaturnya ke atas rak.

Kedua cowok itu adalah Gavin dan Alfa. Zee sama sekali tak tau kenapa hanya mereka berdua yang menjadi satu-satunya pengunjung perpustakaan yang cukup sepi ini. Tapi dari kegiatan yang mereka lakukan, Zee bisa menyimpulkan ini adalah tugas yang diberikan Bu Yuli karena tadi guru itu tak memberi tahunya secara spesifik.

"Hei," sapa Zee ramah kemudian ikut bergabung, ia mengambil posisi di samping Gavin sambil mengangkat beberapa buah buku dan mengikuti kegiatan kedua cowok itu merapikannya ke atas rak.

"Eh, Zee, lo disuruh ke sini?" tanya Gavin yang menyadari kehadiran cewek itu tiba-tiba.

Alfa yang juga terlihat sibuk mengalihkan tatapannya, "Oh, hei, Zee."

NUKA ZEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang