(11) : Privacy?

40 2 0
                                    

Min, 17 Mei 2020

🍑

Langkah Zee tak terhentikan ketika mendengar kalimat Gilang yang membuat jantungnya hampir melompat keluar. Ia kaget setengah mampus mendengar kalau yang sedang terlibat dalam perkelahian itu adalah Nuka. Pantas saja cowok itu tadi tidak ada di kelas. Emang nggak ada akhlak itu cowok satu! Ngapain pakai berantem segala, sih!

"Itu anak bener-bener pengen dikeluarin dari sekolah kayaknya, aarrrghh."

Zee melihat kerumunan siswa yang tengah melihat adegan perkelahian itu bak sedang menonton film aksi di tv. Ia kembali berlari menuju kerumunan itu dan terlihat Nuka yang masih adu jotos dengan lawannya. Cowok itu terlihat lihai mengayunkan tinjuan ke arah lawannya yang masih sama-sama siswa SMA Juara 1, terlihat dari seragam yang ia kenakan.

Nuka melayangkan tinju dengan kecepatan bukan main ke arah wajah cowok yang sudah dipenuhi lebam-lebam kebiruan, tak terima diperlakukan seperti itu, cowok yang menjadi lawan Nuka juga mendaratkan kepalan tangannya ke pipi Nuka. Emosi Nuka semakin tak karuan, ia mengangkat sebelah kakinya kemudian menendang perut lawannya yang kemudian jatuh tersungkur cukup jauh.

Zee tak kuasa melihat aksi perkelahian seperti itu, baru kali ini ia menyaksikan seseorang dipukuli setragis itu. Ia meringis melihat beberapa siswa yang mengelilingi mereka tanpa satu pun yang hendak melerai. Satu tinjuan kembali mendarat di wajah Nuka membuat Zee semakin frustrasi melihatnya.

"WOI PISAHIN, KENAPA PADA DIAM AJA!"

Zee berteriak kemudian memasuki area yang dikerumuni siswa. Ia menarik beberapa orang anak cowok untuk menahan lawan Nuka kembali menyerang. Kakinya yang terasa bergetar kini berlari penuh ke arah Nuka yang juga sedang menatap aksi nekatnya ini.

"Lo apa-apaan sih, kenapa ke sin.."

Kalimat Nuka terpotong begitu saja karena Zee lebih dulu menarik cowok itu menuju ke UKS. Ia mendengar beberapa keluhan dari siswa yang sepertinya tak senang karena tontonan mereka dibubarkan begitu saja. Zee memaki-maki dalam hati, bisa-bisanya mereka terlihat anteng ketika dua orang cowok sedang dalam perkelahian, teman macam apa mereka!

Segala macam gerutuan Nuka sama sekali tak dipedulikan oleh Zee, ia kemudian mendudukkan cowok itu di ranjang UKS sambil meraih kotak P3K yang berada di nakas samping ranjang. Setelah memberi betadine ke kapas, Zee segera duduk di kursi kecil kemudian memperhatikan wajah Nuka yang dipenuhi lebam.

Tak ada obrolan yang tercipta, keduanya tampak tenggelam oleh keheningan di dalam ruang UKS. Hanya ringisan Nuka yang sesekali terdengar karena efek dari obat antiseptik itu.

"Auww!" Nuka berteriak sambil menjauhkan sedikit wajahnya dari tangan Zee. Teriakan Nuka kali ini cukup nyaring ketika Zee mengusap ujung bibir cowok itu. Seketika Zee terkesiap sambil memperhatikan wajah Nuka lebih dalam.

"Astaga, kulit lo robek!" Zee tak bisa menahan matanya terbelalak lebar melihat kulit putih yang terdapat darah yang hampir mengering di sana. Ia lalu menggunting kapas dan perban kemudian menempelkannya di tempat kulit Nuka yang menganga.

"Lo kenapa sih?"

Cewek itu langsung menghentikan aktivitasnya lalu menatap Nuka lekat. Kepalanya benar-benar dipenuhi beraneka macam pertanyaan. Rasa penasaran meledak begitu saja tentang sikap Nuka sejak hari pertama masuk sekolah, walaupun terkesan ingin tau tentang masalah cowok itu, tapi itu kan gunanya teman? Ia akan membantu cowok itu apa pun. Kalaupun Nuka tak ingin menceritakannya, Zee tetap bisa memaklumi, mungkin ia bisa membantu Nuka dengan cara lain.

NUKA ZEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang