Sen, 9 November 2020
🍑
Tok tok tok!
"Bang, mintol bukain dong. Lagi ribet nih!" teriak Zee.
Tatapan Raidan langsung tertuju pada Zee yang tengah sibuk menata peralatan makan yang barusaja beres dicucinya kembali ke rak piring bawah. Ia lalu bangkit dari duduknya sambil berjalan menuju pintu. "Emang siapa yang dateng?"
Zee mengangkat bahu. "Kita baru bisa tahu kalo pintunya udah kebuka."
Begitu Raidan membuka pintu utama, suara seseorang langsung menyapanya.
"Halo, Bang."
Di depan Raidan kini, terpampang jelas raut wajah ceria khas Lizzie. Ia sedikit terkejut melihat kedatangan sahabat Zee yang sudah sangat jarang berkunjung ke rumahnya. Bahkan malah sudah tidak pernah. Dan sekarang cewek itu tiba-tiba bertamu sambil membawa dua ... koper?
"Hai, Liz. Tumben baru main ke sini lagi," balas Raidan sambil tersenyum.
Cengiran di wajahnya semakin lebar. "Mau ketemu Zee lah, Bang. Gue udah kangen banget sama dia. Abang apa kabar? Ratu gimana? Mama sama papanya abang gimana kabarnya?"
"Gue baik, kok. Ratu juga baik. Bokap nyokap alhamdulillah sehat-sehat," jawab Raidan. Ia memandang Lizzie lurus-lurus, "Kenapa pertanyaan lo seolah kayak orang yang lagi balik kampung gitu?"
Lizzie tertawa kecil. "Ya emang baru balik kampung, Bang. Gak liat ini koper sama tas-tas gue sebanyak ini."
"Siapa, Bang?!" Saat Raidan masih berusaha mencerna perkataan Lizzie, suara Zee yang berteriak dari dalam membubarkan lamunannya. Namun belum sempat Raidan bereaksi, Zee sudah lebih dulu melangkah lebar menuju pintu.
"Lizzie!!"
"Oh my god, Zee!!"
Dan terjadilah adegan peluk-pelukan ala Teletubbies. Raidan memandang kedua makhluk itu dengan senyuman namun sebenarnya di dalam benaknya masih bertanya-tanya. Namun, menurutnya itu tak terlalu penting jadi ia lebih memilih melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan dua orang yang bahkan tak mempedulikan keberadaannya di sini.
Sementara Lizzie dan Zee semakin mempererat pelukan mereka. Beribu-ribu rasa kangen yang tadinya membuncah, kini meluap begitu saja saat mereka bertemu.
Setelah sekitar 15 menit mereka kegirangan, melompat-lompat, bahkan saling memutar-mutarkan badan saat berpelukan tadi, Zee lebih dulu merenggangkan pelukan mereka dan menatap wajah sahabat karibnya yang sudah lama ia rindukan itu.
"Sumpah, lo kenapa nggak bilang-bilang kalo udah balik!"
Lizzie tertawa. "Sengaja, biar surprise buat lo."
Zee mendengus geli sambil menatap lurus-lurus ke arah wajah Lizzie. Tidak ada yang berubah. Rambut panjang yang dibiarkan digerai khas Lizzie, kulit putih alami, dan wajah yang dihiasi freeckless natural semakin memperkuat unsur kebuleannya. Wajah Lizzie ini mengingatkan Zee pada sosok Devina Aureel salah satu artis tanah air yang memiliki wajah bule, rambut panjang semampai dan fasih berbahasa Jawa. Persis.
"Oh ya, Zee. Selama gue di sini, gue nginep di rumah lo, ya." Lizzie menyengir kuda.
"Ya iyalah, lo mau nginep di mana lagi? Rumah lo yang dulu kan udah dijual," ucap Zee dibalas dengan kekehan Lizzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUKA ZEE
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA! HANYA CERITA FIKTIF ANAK SMA YANG PASTI BAKAL BIKIN BAPER] ❤️❤️❤️ __________ Tak ada yang paling menyebalkan selain diberi keharusan untuk menjadi mentor belajar seorang murid baru di sekolahnya. Zidney Chalondra atau bia...