Sel, 12 Mei 2020
🍑
Kenyataan bahwa Zee akan mengalami mimpi buruk setelah menonton film horor kemarin ternyata hangus begitu saja, entah kenapa semalaman panjang ia malah larut memikirkan Nuka. Setelah sekian lama ia berusaha mencoba menjadi teman untuk cowok itu, baru kali ini ia benar-benar melihat Nuka tersenyum seperti kemarin.
Zee tak tahu masalah apa yang membuat Nuka pernah begitu kekeuh ingin dikeluarkan dari sekolah, tapi melihatnya seperti kemarin, ia rasa keinginannya untuk dikeluarkan bisa diperkecil seiring berjalannya waktu. Zee hanya perlu lebih sering beredar disekitarnya agar cowok itu merasa ia punya teman di sini.
Langkah kaki Zee berhenti ketika melihat Nuka berjalan agak jauh di depannya, senyumnya mengembang begitu saja kemudian hendak memanggil cowok yang sedang menenteng sebelah tasnya itu.
"Nuka!"
Cowok yang dipanggil itu menoleh, namun sedetik kemudian ia melengos begitu saja lalu berbelok ketika sampai di koridor kelas. Alis Zee praktis bertaut sempurna, ia benar-benar yakin dengan mata kepalanya sendiri kalau Nuka sempat meliriknya walau sepersekian detik saja, tapi kenapa cowok itu malah melenggang pergi.
"Apa dia nggak ngeliat, ya?" gumam Zee. Ia memang tidak sendiri di sini, bahkan di jam-jam seperti ini lapangan sedang ramai-ramainya karena siswa yang datang berhamburan. Cewek berkucir kuda itu mengangkat bahu, mungkin saja Nuka memang tak menyadari keberadaannya di tengah-tengah jubelan murid yang kelewat banyak ini.
Ia kembali melangkahkan kaki menuju kelas, mungkin saja Nuka sudah sampai di kelas duluan.
Zee menengok ke dalam kelas namun lagi-lagi ia tak menemukan cowok itu. "Kemana sih dia?" Zee menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia memutuskan untuk masuk dan menyimpan tasnya terlebih dahulu.
"Gavin, lo ngeliat Nuka nggak?" Zee menoleh ke bangku belakang tempat Gavin sedang mengobrol dengan salah satu temannya.
Cowok itu menghentikan aktivitasnya kemudian berpikir sejenak, "Gue tadi ngeliat dia di luar, tapi nggak tau kenapa belum masuk kelas. Kenapa emang?"
Kenapa? Iya juga, ya. Kenapa ia mencari-cari Nuka sampai sebegininya. Cowok itu paling sebentar lagi masuk ke kelas karena bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi. Zee kembali memandang Gavin kemudian menggeleng sambil tersenyum.
Ia memilih menghidupkan ponselnya berusaha membubarkan semua pikiran yang terlintas di benaknya lima menit yang lalu. Pikiran tentang kenapa Nuka memilih berlalu setelah mendengar sapaan Zee di lapangan tadi.
Postingan Tom Holland yang saat ini masih menduduki urutan pertama sebagai artis favorit Zee berhasil menghentikan gerakannya men-scroll beranda instagram, di postingan tersebut cowok yang memerankan tokoh Spider-Man itu terlihat sedang menyenandungkan sebuah lagu tanpa instrumen, sebagai seorang cewek Zee tentu merasakan kehangatan saat melihat cowok super macho itu tersenyum manis sekali.
Namun belum sampai video itu selesai, Zee melirik ke arah pintu kelas saat beberapa orang masuk dan diantaranya adalah Nuka. Tangannya refleks mematikan layar hp yang masih belum dikeluarkan dari aplikasi instagram saat melihat Nuka berjalan ke bangkunya.
"Darimana lo? Gue tadi liat lo di koridor mau ke kelas. Gue panggil juga tapi lo cuma ngelirik aja," ucapnya panjang setelah Nuka berhasil duduk di bangkunya.
Cowok itu sama sekali tak bergeming, ia fokus menatap benda pipih yang berada dalam genggamannya. Jangankan menjawab, bahkan menoleh saja ia seperti tak sudi. Benar apa yang dipikirkan Zee tadi, cowok ini pasti melihat dia di lapangan saat hendak masuk ke kelas tadi, hanya saja Nuka langsung melengos setelah sapaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUKA ZEE
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA! HANYA CERITA FIKTIF ANAK SMA YANG PASTI BAKAL BIKIN BAPER] ❤️❤️❤️ __________ Tak ada yang paling menyebalkan selain diberi keharusan untuk menjadi mentor belajar seorang murid baru di sekolahnya. Zidney Chalondra atau bia...