Sab, 17 Oktober 2020
🍑
"Kenapa lo?" Nuka menatap cowok di depannya dengan mata menyipit sinis. Entah sudah berapa lama mereka duduk di meja restoran ini, sudah berapa kali juga ia menangkap langsung Atlas menatapnya dengan tatapan yang sarat makna. Untung saja tak ada siapa-siapa di sana, kalau tidak, orang-orang pasti sudah berpikir macam-macam tentang tatapan Atlas kepadanya.
Malam ini mereka berdua memang memutuskan untuk makan malam di luar karena masakan Bi Kalsum yang itu-itu saja membuat Atlas jadi bosan. Makanya dengan bermodal ATM mama Atlas alias oma dari Nuka yang tak ada habis-habisnya itu, mereka berdua menyewa salah satu ruangan VIP di Luxury Cafe & Resto, sebuah restoran bintang empat di kawasan ini. Nuka sebetulnya tak masalah dengan makanan di rumah, hanya saja lidah cowok di depannya ini terlalu moody-an. Jadi sebagai keponakan yang berbakti, ia harus menemani Atlas makan malam bersama malam ini.
"Zee itu cantik, ya." Sayangnya jawaban Atlas yang terlalu jujur itu sontak saja membuat tatapan Nuka tambah menajam. Walaupun apa yang dikatakan Atlas adalah fakta, tapi mendengar itu keluar dari mulut orang lain entah kenapa sedikit mengusik Nuka.
"Gak usah ngincer-ngincer temen gue. Lo mau gue sangka pedofil kalau gaet anak SMA?"
Atlas mendengus. "Pedofil itu kalau gue ngincer anak SD. Kita kan cuma beda dua tahun, mana bisa disebut pedofil."
Nuka mendengus. Ia lebih memilih menyeruput minuman pesanannya daripada mendengar curhatan playboy di depannya ini.
Melihat itu, Atlas langsung mendengus geli. "Gue juga nggak bakal ngincer dia kali, santai aja."
"Gue tadi cuma ngingetin lo biar nggak berhubungan sama anak-anak. Lo kan udah tua, Kak."
Karena perkataannya barusan, Nuka langsung dihadiahi toyoran di dahinya yang membuatnya seketika meringis. "Gue nggak bakal ngambil lahan keponakan gue."
Nuka mencibir, terlihat tak berminat membalas perkataan Atlas. Ia lalu meraih ponsel yang tadi diletakkan di atas meja kemudian membuka aplikasi instagram. Tangannya berhenti men-scroll saat melihat ada history yang dibuat Zee beberapa menit yang lalu.
Tanpa menunggu ia langsung membukanya dan melihat isi dari history tersebut. Terlihat seporsi seblak yang dibuat sedemikian aesthetic lalu diberi emoticon love di sudut kanannya. Tanpa sadar Nuka menggeleng-gelengkan kepalanya. Cewek ini memang penggemar makanan berbau cabai kayaknya. Tanpa berniat meninggalkan komentar, ia lanjut menggeser layar ponselnya ke history salah satu selebgram yang ia follow lainnya.
"Eh, gue mau nanya sama lo," sahut Atlas kembali setelah hening beberapa saat.
"Gue nggak mau jawab kalau pertanyaan lo aneh-aneh."
Atlas berdecak. "Bukan nanya, sih. Lebih tepatnya mastiin sesuatu."
"Apa?"
"Lo nggak bener-bener belajar bareng sama Zee, kan? Ya, walaupun yang gue liat Zee anaknya pinter, tapi gue masih ragu kalau dia sepintar itu sampai ngalahin kepintaran lo. Bahkan sampai jadi mentor. Seriously?! Gue baru tau kalau seorang Nuka Davian Kafeel malah diajar sama temennya sendiri. Dimana harga diri otak cerdas lo yang selalu lo bangga-banggain di depan gue dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NUKA ZEE
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA! HANYA CERITA FIKTIF ANAK SMA YANG PASTI BAKAL BIKIN BAPER] ❤️❤️❤️ __________ Tak ada yang paling menyebalkan selain diberi keharusan untuk menjadi mentor belajar seorang murid baru di sekolahnya. Zidney Chalondra atau bia...