34. Depresi

647 100 9
                                    

Beomgyu berjalan mengikuti kemanapun kakinya inginkan. Dirinya merasa seperti orang bodoh yang tidak memiliki tujuan hidup.

Sampailah dia Jembatan Sungai Han. Matanya menatap air sungai yang begitu tenang dan dalam. Tidak seperti isi hatinya yang di porak porandakan oleh hal yang tidak jelas.

"Menunggu? Cih, yang benar saja. Memangnya ada jaminan bahwa aku harus percaya omong kosong mereka?" gumamnya pada dirinya sendiri.

"Kemana aku harus pergi sekarang? Bahkan ketenaranku seakan tidak ada gunanya."

Ia sudah bertekad,

Mengakhiri hidup adalah satu-satu nya jalan,

menurut pemikiran sempitnya.

Beomgyu mengangkat kakinya dan berdiri di pinggiran jembatan. Mengucapkan selamat tinggal bagi semua hal indah yang mungkin akan ia rindukan.

Bahkan merelakan cintanya juga.

"Kau ingin mengakhiri nya begitu saja?"

❄❄❄

Seorang wanita dengan mata yang sipit dengan pakaian bak gangsta menyusuri jalanan Seoul dengan mobil sport nya. Atap mobil itu dibuka sehingga ia bisa merasakan bagaimana semilir angin berhembus mengelus kulitnya. Musik dari radio juga sangat mendukung suasananya.

"Tidak ada yang lebih baik dari liburan~"

Tiba-tiba teleponnya berdering.

"Heol... Untuk apa pak tua itu menelponku?"

Wanita itu mengangkat telponnya lewat sambungan bluetooth mobilnya,"halo?"

"Nona Hwang, aku membutuhkanmu. Ah, tidak. Dia membutuhkanmu."

"'Dia' siapa?"

"Choi Beomgyu,"

"Aktor itu?! Omo, kenapa dia?"

"Kali ini dia bukan sebagai aktor. Dia orang yang memiliki masalah yang sama sepertimu dulu."

Wanita itu diam sejenak.

'Oh, Yeonjun Menyebalkan Choi itu.'

"Dimana dia?—" saat ia kebetulan lewat jembatan, ia melihat seorang remaja berdiri di pingguran jembatan dan bisa menjatuhkan diri kapan saja,"lanjutkan nanti. Aku ada urusan mendadak, seonsaengnim."

Wanita itu menepi dan mendekat kearah remaja itu. "Kau ingin mengakhiri nya begitu saja?"

Remaja itu diam.

"Kau telah merelakan semua nya? Kau gila?"

"Kalau iya kenapa?"

Wanita itu jadi teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. Sama persis sepertinya.

"Apa dia sudah menghilang? Tidak berbekas?"

"Iya,"

"Kau ingin mengakhirinya tanpa memberi ia kesempatan untuk memperbaiki diri? Apa kau ingin dikatai pelit?"

"Apa bertahun-tahun itu masih dikata 'pelit'. Cih, dia pasti sudah meninggalkanku dan mendapat yang lebih bagus."

"Bagaimana kalau tidak? Mungkin dia juga kehilanganmu. Apa kau memberi petunjuk untuknya agar dapat kembali padamu?"

Time Traveler Chaos | YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang