Pusaka kebanggaan Joseon hilang!
Yeonjun sebagai pangeran diutus ayahnya untuk mencarinya. Namun ramalan pencarian itu membawanya menuju masa depan. Di masa depan ia malah mempertemukannya dengan laki-laki membawa aura mencurigakan baginya.
Apakah Y...
Beomgyu bangun agak kesiangan dari biasanya. Mungkin bisa sampai siang kalau manajernya tidak menelpon untuk bersiap-siap dalam dua jam lagi. Efek baru saja sembuh dari flu nya.
Ini hari pertama di tahun baru. Namun anak itu masih memiliki perasaan mengganjal yang membuatnya tidak enak hati. Sampai menjadikan dirinya sangat malas harus bangun pagi.
Di perjalanan pun demikian. Hanya mematung mengenaskan bersandar pada kaca mobil.
Namun mood nya membaik saat bertemu Yoongi yang menunggu nya di lobby sambil melihat-lihat pajangan disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat pagi, Yoongi-hyung."
"Selamat pagi. Apa kau sudah sarapan?"
"Sudah."
"Kalau begitu, ambil ini." Yoongi melemparkan sebotol air dan langsung cepat ditangkap Beomgyu,"Terimakasih."
Di ruang tunggu, Yoongi menjelaskan detail-detail nya kepada Beomgyu karena ini pertama kalinya. Cukup telaten dan hati-hati sampai Beomgyu benar-benar mengerti.
"Apa kau keberatan kalau ada sesi wawancara?" Yoongi bertanya pada Beomgyu dengan hati-hati. Karena mengingat waktu malam natal kemarin, Beomgyu tampak muram setelah diberi pertanyaan TMI pertama.
"Tidak. Kenapa?"
Yoongi tersenyum lega. "Tenang saja, aku tidak akan menanyakan hal kelewat pribadi. Silahkan persiapkan diri dulu."
❄❄❄
Acara radio itu selesai. Yoongi tampak sangat puas dengan hasilnya. Begitupula Beomgyu.
"Setelah ini kau ada jadwal?" tanya Yoongi. Ia menyerahkan sebendel kertas yang berisi rancangan untuk acara besoknya.
"Aku harus pergi ke perpustakaan. Mau mengerjakan tugas sejarah."
"Bukankah lebih baik langsung belajar dari museum?"
Kenapa sih rapper itu kalau berbicara selalu langsung ke inti, kan jadi terkesan agak kaku, batin yang lebih muda.
"Aku lebih menyukai perpustakaan saja."
"Hati-hati!"
Beomgyu melapor pada manajer nya bahwa ia bisa pergi sendiri setelah ini. Mengingat juga istri manajernya hari ini pulang kerumah setelah perjalanan bisnis panjang.
Beomgyu menggunakan bus kota untuk menuju perpustakaan. Tidak lupa menggunakan masker dan topi agar tidak mengundang keributan.
Kawasan elit Gangnam memang yang terbaik!!
Tapi itu malah menurunkan mood Beomgyu lagi. Ia jadi teringat kejadian sebulan yang lalu. Sebuah ledakan teror yang hampir tepat membunuhnya di tempat. Mungkin harusnya ia sudah mati, tapi realita nya tidak. Ledakan itu terjadi di depan salah satu gedung kosong yang dilewati bus yang dinaiki Beomgyu.