Siang hari itu dipenuhi dengan orang-orang yang merayakan sebuah festival yang Yeonjun tahu namanya, Chuseok. Banyak orang memakai hanbok dan berkumpul bersama keluarga mereka.
Kebetulan sekali, karena kalau itu bukan Chuseok, Yeonjun sudah dikira orang aneh karena memakai hanbok saat berkeliaran di luar.
Kali ini Yeonjun mulai membiasakan diri untuk tidak menutup wajahnya dengan kipas karena mana ada yang mengenalnya di jaman ini.
Tahun ini, tepatnya tahun 2005, tahun yang menandakan ulang tahun ke 500 Sang Pangeran.
Tapi dengan ilmu-ilmu yang diajarkan ibunya, ia bisa membuat umurnya menjadi 20 tahun dan menguncinya. Soal umur, itu bukan masalah. Yang jadi masalah adalah tentang identitasnya—
Yeonjun merasakan sesuatu terselip di jubah hanboknya. Ia tidak menyadarinya sama sekali sebelumnya.
Sebuah dompet kulit yang terdapat beberapa kartu dan beberapa lembar uang. Ia mengecek isi dompet itu,
Sebuah ktp, sim, kartu atm, dan uang yang totalnya 100.000 won.
"Hehe, kartu nya bohong sekali, yasudahlah~"
Pemuda itu melangkahkan kaki nya berjalan-jalan mengelilingi daerah itu.
Atensinya tertuju pada sebuah butik, yang membuat Yeonjun takjub adalah betapa elegannya barang-barang disana. Bahkan lebih bagus dari pakaian kerajaan yang selama ini dipakainya. Tak berpikir lama-lama, ia segera masuk dan memilih-milih beberapa pakaian dengan rekomendasi dari konsultan yang ada disana.
Lalu ia melanjutkan kegiatan jalan-jalannya. Kali ini ia memilih beristirahat sebentar di sebuah bangku taman.
Bukan hanya sekedar duduk, ia mencoba mempelajari sistem hidup di jaman kelahiran para zoomers ini, yang sangat-sangat-sangat berbeda dari jaman nya, jaman Joseon, jaman dimana istilah itu bahkan belum ada.
Taman itu dipenuhi orang-orang dari segala usia. Namun yang paling membuat Yeonjun tertarik adalah melihat bagaimana anak-anak itu bermain tanpa beban di dunia luar, tanpa harus mengkhawatirkan akan kena hukuman seperti dirinya.
Dulu, saat ia kecil, ia selalu dipukul dengan rotan apabila ketahuan melangkahkan kaki keluar istana oleh ayahnya.
Seorang anak kecil berumur 5 tahun yang sedang berkumpul bersama keluarga kecilnya tanpa sengaja melepaskan balonnya. Balon berwarna merah itu terbang tertiup angin dan mendarat di pohon yang sangat tinggi di ujung taman. Wajah anak itu memelas, air mata mulai menggenang di ujung matanya.
"E-eomma, aku mau bermain dengan mereka." ia menunjuk sekumpulan anak perempuan yang bermain di dekat pohon dimana balonnya tersangkut. Sepertinya sang eomma tidak peduli, lebih memillih fokus pada buku di hadapannya dan mengijinkan.
Yeonjun melihat gerak-gerik anak itu. Anak laki-laki itu berlari menuju pohon tersebut dan berusaha memanjat pohon itu. Yeonjun yang duduk tidak jauh merasa kasihan lalu menghampiri anak kecil itu,"Apa boleh kubantu?"
Namun anak kecil itu hanya diam. Agak takut. "A-aku bisa sendiri kok." berkali-kali mencoba memanjat tetap saja jatuh melorot.
Yeonjun tersenyum,"Aku bisa membantumu." lalu balon itu turun sendiri dan mencapai genggaman pemuda bersurai biru itu.
Anak kecil itu menutup mulutnyaa kagum. "Woah, bagaimana bisa?" Yeonjun memberikan balon itu kepada laki-laki imut di depannya.
"Kau bisa sihir?"
"Sstt... hanya rahasia kita. kkk..." Yeonjun mengedipkan sebelah matanya.
"Terimakasih, hyung." ia membungkuk dalam lalu menyeka air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Traveler Chaos | Yeongyu
FantasiaPusaka kebanggaan Joseon hilang! Yeonjun sebagai pangeran diutus ayahnya untuk mencarinya. Namun ramalan pencarian itu membawanya menuju masa depan. Di masa depan ia malah mempertemukannya dengan laki-laki membawa aura mencurigakan baginya. Apakah Y...