18. tidak terduga

724 108 9
                                    

Setelah Hyuna pergi membantu yang lain untuk menyelamatkan diri dan memutuskan segera pulang dengan taksi, Yeonjun langsung melesat menuju reruntuhan gedung yang dirasa tidak akan terjadi runtuhan susulan.

Netranya mendapati sesuatu yang janggal dari reruntuhan yang ada. Runtuhan-runtuhan gedung yang sudah dibangun sejak 10 tahun yang lalu itu masih terlihat kokoh. Tidak masuk akal apabila dinding tersebut runtuh karena faktor alam.

"Choi Yeonjun," seseorang memanggil Yeonjun dari belakang yang langsung membuat laki-laki itu bergidik ngeri.

"Jungkook-hyung?" tebaknya, "Ah bukan........" tapi Yeonjun yakin ia pernah mendengar suara ini.

Yeonjun menoleh. Alangkah terkejut nya ia saat mendapati seseorang itu adalah Jung Hoseok, dosen Yeonjun semasa kuliah.

"Hoseok-ssaem... Kenapa disini?—"

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau disini. Kau tidak mengkhawatirkan dirinu akan tertimpa runtuhan susulan?"

Yeonjun diam. Dosennya memang tidak salah. Tapi itu membuatnya merasa janggal.

Hoseok melangkah mendekati Yeonjun,"Tidak ada yang mengira gedung ini akan runtuh dalam sepuluh tahun." pria berusia akhir 30-an itu menghela nafas,"rumah sakit ini memang sering mengalami kejadian aneh. Kau membaca koran?"

"Iya."

"Pasti sering  ada berita tentang rumah sakit ini di teror, pasiennya kerap menderita penyakit aneh-aneh, juga berkali-kali menemukan mayat ditempat yang sama lalu di autopsi yang ternyata dibunuh oleh amatiran dan kasus nya ditutup sesegera mungkin."

Yeonjun mengangguk mengerti. Namun bukannya aneh kalau sebuah rumah sakit menemukan korban dengan luka pembawa maut yang disebabkan oleh amatiran berkali-kali. Apalagi itu ditempat yang sama.

"Kau tahu dimana tempat nya?"

"Aku tidak tahu persisnya. Namun mari kita cari." Hoseok memberikan senyum penuh arti lalu beranjak duluan.

Entah kenapa Yeonjun bingung harus merasa aman atau tidak. Ia juga mulai bertanya-tanya bagaimana dosennya itu bisa menuju tempat kejadian perkara tanpa ketahuan petugas keamanan—padahal hanya ada pilihan sulit yang hampir tidak mungkin, memiliki kewenangan akses yang hanya dimiliki petugas, terbang, atau teleportasi— sepertinya.

Ingin hati tidak begitu curiga, namun semakin mencoba semakin hal tersebut mengganjal di benaknya.

Untuk saat ini gerak-gerak Hoseok memang biasa saja. Jadi untuk sejenak Yeonjun bisa lega dan terus mengikuti orang itu.

Sampailah mereka pada taman kecil di sebelah kamar mayat yang terletak di gedung bagian belakang rumah sakit. "Ini tempatnya. Tampak persis,bukan?"

"Tampak nya begitu."

"Kau tahu, di setiap korban, katanya selalu ada kertas yang terdapat tulisan yang bertinta darah hewan yang bertuliskan hangul kuno 'jangan dekati atau kau celaka'. Terdengar menyeramkan...." Hoseok memberikan tatapan penuh arti pada pojok taman yang diduga menjadi tempat mayat tersebut di bunuh dan ditinggalkan.

"Haha, iya......" tanpa sengaja netra Yeonjun menangkap sebuah gulungan kertas bambu berada di tas mantan dosennya itu. Tampak familiar dan sepertinya kali ini ia patut curiga. "Jung-ssaem habis darimana?"

"Oh, mengunjungi rumah teman lama."

"Teman lama ya.... Kenapa repot-repot belok kemari?" agak kurang ajar tapi Yeonjun sudah termakan rasa penasaran.

"Bukankah kita harus membantu yang lain menyelamatkan diri?"

"Tapi tadi itu berbahaya!? Kalau ssaem kenapa-napa bagaimana?"

Time Traveler Chaos | YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang