Epilog

1.2K 127 28
                                    

Pada suatu pagi yang cerah, keluarga pasangan kesayangan kita ini berjalan-jalan ke taman sambil menikmati pemandangan Sungai Han.

Keluarga?

Iya,

Mereka memiliki seorang putra yang baru berumur 5 tahun. Entah bagaimana cara mereka mendapatkannya—itu urusan mereka.

Yeonjun menggendong sang putra dan sebelah tangan lainnya menggenggam tangan Beomgyu. Mereka berteduh dibawah sebuah pohon rindang yang ada disana.

"Yeobbo, kau ingat pohon ini?" Yeonjun menurunkan anaknya dan mendudukkannya pada bangku yang ada disana.

Beomgyu memiringkan kepalanya bingung. "Bahkan apa aku pernah kesini?"

Yeonjun tersenyum. Perlahan-lahan ia membantu Beomgyu menyembuhkan amnesia nya. Sebenarnya karena rasa bersalah juga, karena dulu pernah memakai sihir penghilang ingatan pada kekasihnya yang malah membuatnya amnesia beneran. "Kita pertama kali bertemu disini,"

"Benarkah? Bukan di tempat syuting drama itu?"

Yeonjun menggeleng. "Saat kau berumur sama dengan Jungyu,"

"Tahun 2005?"

Sebuah kecupan mendarat di pipi Beomgyu,"Correct! Saat itu kau berlari-lari mengelilingi taman sendirian dengan balon ditanganmu. Lalu balon itu melayang dan tersangkut di pohon,"

Beomgyu terkejut. "Apa kita sudah bertemu selama itu?"

"Selama itu, bahkan sejak sangat lama,"

Beomgyu mengelus pucuk kepala Jungyu, sang putra. Seakan melihat dirinya pada saat itu. "Apa kau tahu eomma ku sejak saat itu?"

"Mereka memarahimu di depanku. Tentu saja aku tahu. Kau bisa melihatnya pada Jungyu. Bedanya dia lebih beruntung darimu. Yakan?"

Mata lebar yang agak tajam milik Jungyu menatap Beomgyu imut. "Tentu saja. Dia harus lebih beruntung dariku!" ia memeluk Jungyu gemas.

Yeonjun entah darimana tau-tau memiliki dua es krim dan sebuah balon di tangannya. Ia memberikan balon itu pada sang putra.

"Hadiah?" tanyanya dengan suara khas bayi nya.

"Tentu saja. Jungyu kan anak baik!" Jungyu turun dari bangku itu dan berlarian di depan mereka dengan tangan memegang balon itu.

Air mata bahagia menggenang di pelupuk mata Beomgyu. "Hhh... Padahal dulu aku merasa hal seperti ini tidak akan terjadi. Jungyu seperti mukjizat dari Tuhan untukku," gumamnya. Ia meletakkan kepalanya pada bahu Yeonjun.

"Aku pula. Kalau dulu Putri Beomgyu tidak memberitahuku ada portal terbengkalai di tengah hutan perbatasan, aku tidak akan bisa kembali,"

"Kau bertemu Hueningkai?"

"Tentu. Ternyata skill sihir nya bukan main! Dia bahkan mampu memusnahkan penyihir hitam semudah membalikkan telapak tangan,"

"Benarkah?!" Beomgyu akan melonjak terkejut, tapi kepalanya ditahan Yeonjun agar tetap diam pada sandarannya. "Tapi kalau diingat-ingat lagi, dia sepertinya sangat jarang menggunakan sihirnya. Tidak sesering dirimu,"

Yeonjun ingin tersedak es krim nya. Tertohok dengan realita. "Yeobbo! Dia bahkan sering keluar malam dengan teknik teleportasinya. Mentang-mentang masih muda tenaga nya masih sangar," ujar nya sebagai pembelaan.

Beomgyu sudah tidak mempan dengan bibir kekasihnya yang selalu maju lima centi saat mengomel omong kosong. Walaupun jujur saja itu menggemaskan.

"Lalu bagaimana dengan sahabat mu yang namanya Soobin itu?"

"Dia menikahi Taehee,"

"Terdengar seperti Taehyun," gumam Beomgyu.

"Oh, maka dari itu Taehyun menikah dengan Yubin. Mereka bereinkarnasi!" karena Yeonjun banyak gerak, itu membuat Beomgyu menjatuhkan kepalanya namun segera menegakkan tubuhnya lagi.

"Sepertinya istilah 'kau akan menemui pasangan yang sama di kehidupan selanjutnya' tidak berlaku untuk kita. Itu sangat bagus!" Beomgyu mengamati anak nya yang berjongkok sembari memperhatikan seekor kupu-kupu yang hinggap pada bunga-bunga kecil yang tumbuh diantara rerumputan.

"Aku hampir lupa menyampaikan ini,"

"Apa?"

"bibidi babidi.... Mari ubah air mata menjadi sebuah mantra sehingga tidak akan ada lagi air mata. Putri Beomgyu ingin aku menyampaikannya kepadamu,"

Beomgyu tersenyum ternyata itu adalah kalimat yang sempat ia merasa pernah dengar beberapa tahun lalu. "Tentu saja!"

"Terimakasih juga karena sudah memberiku Jungyu," Yeonjun menempelkan bibirnya pada Beomgyu dengan lembut. Dengan senang hati Beomgyu menerimanya. Tangan lentiknya menangkup wajah orang yang menciumnya untuk memperdalam tautan mereka.

Sampai sekarang masih tidak ada satupun kata yang dapat mendeskripsikan betapa bahagia dirinya saat ini. Satu dari sekian banyak hal yang membuatnya bahagia.

Tanpa mereka sadari balon Jungyu lepas dari genggaman anak itu dan menyangkut pada pohon diatasnya. Namun ia menahan dirinya karena melihat kedua orangtuanya sedang menikmati momen mereka. Bahkan dengan sukarela ia menutup mata dengan tangannya.

Hhh... Uwu banget ga tau lagi!

❄❄❄

Soobin sedang berjalan-jalan di hutan dengan kudanya. Sembari mencari bahan untuk melengkapi jurnal nya.

Hutan yang tadinya begitu sunyi, tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari belakangnya. Sontak ia menoleh kebelakang. Sejauh mata memandang ia hanya melihat pepohonan menjulang tinggi dan sebuah goa.

'Goa?! Sejak kapan disitu!?'

Penasaran. Ia mengikatkan kudanya pada sebuah pohon lalu menuju goa itu.

Tampak kosong, gelap, dan dingin. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Ia masuk lebih dalam ke goa yang ternyata isinya sangat besar itu. Sebuah kotak yang diselimuti sihir hitam terpajang apik di ujung goa.

Soobin memberanikan diri melangkah lebih dalam.

"J-jimat?" namun saat Soobin akan menyentuhnya, muncul sebuah kertas bertuliskan simbol-simbol yang berguna sebagai pelindung benda itu.

Ia tidak yakin, tapi ia tahu sebuah mantra untuk mematahkan sihirnya. Saat dirapal, tiba-tiba kertas jimat itu terbakar dan tanah mulai bergerak.

Dengan mudah Soobin mengambil jimat itu lalu membawanya keluar goa.

Tepat setelah ia keluar dan sempat bersembunyi, segerombol orang yang tampak persis seperti yang ia lihat beberapa waktu lalu saat menaiki kuda dengan Yeonjun datang dan panik. Beberapa dari mereka marah.

Tidak perlu berpikir dua kali, Soobin segera menjauh dari tempat itu. Pada saat itu juga, dinding-dinding goa runtuh dan menutup goa itu sepenuhnya.

Soobin membuka ikatan pada kantung jimat itu.

Tujuh buah emas.

"Jimat Eunbin beneran!? Keren...."

Tapi dirinya tidak yakin untuk mengembalikan pada istana. Nanti kalau hilang lagi, bisa disalahgunakan. Penyihir hitam sesakti itu. Bahkan mungkin pengikut setianya bisa membangkitkannya lagi. Sulit untuk mempercayakan hal ini pada orang lain.

"Baiklah, mulai sekarang kau bersamaku!"


End

Terimakasih sudah mengikuti Time Traveler Chaos sampai sejauh ini. Tunggu karya-karya ku selanjutnya yang pasti ga bakal kalah seru.

Seperti biasa, aku ga pernah memaksa,

Kalau kalian suka cerita ini, silahkan beri dukungan kalian lewat memberi vote. Juga, kalian boleh komentar sebebas mungkin namun jangan lupa batas wajar. Komentar ga susah kok, tinggal ketik apapun yang keluar di kepala kalian setelah membaca cerita ini.

Jangan lupa juga untuk mengecek ceritaku yang lainnya!

Sekian, terimakasih!

Time Traveler Chaos | YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang