Chapter(9)

5.1K 274 22
                                    


Happy reading:')


Tidak terasa kandungan dinda sudah berjalan 7 bulan. Perut nya sudah semakin membesar, dan semakin banyak ngeluh yang keluar dari mulut dinda .

" Angkasa lama banget sih" Teriak dinda. Bukan nya angkasa yang turun tapi putra yang turun .

" Mau kemana kak?" Tanya putra.

" Pergi" Jawab dinda. Putra hanya mengangguk, dan pergi keluar .

Angkasa turun dengan  pakaian rapih.

'' Lama banget si sa" Ucap dinda sambil merapihkan rambut nya .

" Mules sayang" Ucap angkasa memegangi perut nyaa.

" Ayo, udah kan "Ajak dinda .

" Mules lagi yang " Ucap angkasa langsung lari ke kamar mandi atas.

Dinda kesal, dia pun langsung duduk di sofa ,Menyalahkan televisi, dan tiduran.

Setelah beberapa menit, angkasa datang.

" Ayo" Ajak angkasa.

" Gak usah, aku udah males" Ucap dinda dengan mata fokus ke televisi

" Kan panggilan alam sayang, gak bisa di tahan. Mules banget"ucap angkasa.

Dinda hanya diam, dengan mata fokus ke televisi.

" Ayo jadi apa kagak ?" Tanya angkasa.
" Kamu budek yaa, aku  udah bilang engak jadi'' Ucap dinda kesal

" Terus mau kapan ? Kan nanti pas 8bulan kamu di rumah mama aku, gak boleh kemana-mana kata mama" Ucap angkasa.

" Kapan-kapan" Jawab dinda cuek

" Sekarang aja, mumpung aku libur" Ucap angkasa.

" Dih orang gak mau " Ucap dinda.

" Yaudah mending masakin aku steak" Ucap angkasa

" Emang aku pembantu" Ucap dinda cuek.

" Dih, suami nya laper juga bukan nya di masakin" Ucap angkasa

" Masak aja sendiri, aku lagi males" Ucap dinda menyingkirkan tangan angkasa yang ada di pundak nya.

" Dih apaansi yang, gc dong laper" Ucap angkasa menarik tangan dinda agar bangun.

" Ah elah ribet, tadi kamu mules aku biarin aja kamu ke kamar mandi. Terus sekarang aku males kamu malah maksa-maksa aku" Ucap dinda dengan nada sebal

" Dih baperan nih gara-gara gak jadi?" Tanya angkasa mulai kesal dengan tingkah dinda yang semakin hari semakin menyebalkan .

" Apaansi berisik kamu mah!" Ucap dinda langsung lari ke atas tangga.

" Woy pelan-pelan, lo lagi bawa anak woy!" Teriak angkasa membuat dinda berhenti dan menahan tawa.

Dinda menengok ke belakang dan memelototi angkasa. Angkasa menganggkat bahu nya acuh.

Dinda melanjutkan jalan nya. Angkasa pun ke dapur, dia harus bikin makanan sendiri.

Pukul 7 malam , dinda belum keluar kamar juga dari tadi.

" Dih gak laper apa tuh bocah" Ucap angkasa. Pas dia ingin menaiki tangga, papasan dengan putra yang baru pulang.

" Ka dinda nya mana ?" Tanya putra membawa plastik yang berisi makanan.

" Di atas, mau apaa?" Tanya angkasa.

" Ini ada ayam bakar, buat kalian berdua" Ucap putra mengasih bungkusan itu ke angkasa.

" Oh, makasih" Ucap angkasa. Putra hanya mengangguk dan pergi ke kamar nya.

Angkasa langsung ke dapur menyiapkan piring, minuman dan di taruh di nampan.

Angkasa pun menaiki tangga , dan membuka pintu kamar. Dia melihat dinda sedang maskeran.

" Tumben banget" Ucap angkasa, menaruh nampan ke meja dia pun menatap dinda yang sedang berkaca.

Dinda hanya melirik, dan melanjutkan memakai masker lagi.

" Makan dulu tuh" Ucap angkasa. Dinda hanya menunjuk masker nya

" Hah? Kamu mau makan masker? Jangan lah sayang " Ucap angkasa, dinda langsung menepuk keras pundak angkasa membuat angkasa tidak paham.

Dinda langsung lari ke kamar mandi, dan tidak lama kembali dengan muka yang sudah tidak ada masker nya lagi.

" Ngapain masuk?" Tanya dinda.

" Lah ini kan kamar ku, mau tidur lah" Jawab angkasa.

" Kamu tolol ya, mau tidur malah bawa makanan" Ucap dinda, angkasa langsung merubah mimik wajah nya menjadi datar.

" Tolol?" Tanya angkasa dengan nada dingin, dinda yang lagi mengelap muka nya dengan tisue langsung menatap angkasa dan menyengir

" Maafin" Ucap dinda dengan ekspresi memohon.

Angkasa hanya diam, tapi terus menatap dinda.

" Asa apaansi baper amat dah, orang aku gak sengaja ko ngomong gituan nya" Ucap dinda .

" Sengaja juga gakpapa lanjutin aja" Ucap angkasa.

" Kan tadi aku yang lagi ngambek, kok sekarang kamu. Berhenti dulu ngambek nya, kamu bujuk aku dulu biar gak ngambek lagi " Ucap dinda

Angkasa hanya diam.

" Aku sumpahin mulut kamu ke lem" Ucap dinda.

" Terus apa lagi, habis ngatain terus sekarang nyumpahin" Ucap angkasa.

" Gaktau ahk, sana asa keluar" Ucap dinda mendorong angkasa, dan dia menutup pintu nya.

Sedangkan di luar angkasa terus mengetuk-ngetuk pintu.

" Bumil bumil , masa aku tidur di luar si" Ucap angkasa terus mengetuk pintu.

Tiba-tiba pintu terbuka, baru angkasa ingin masuk eh tiba-tiba langsung di hadang oleh dinda.

" Nih selimut, bantal, guling. Tidur sana" Ucap dinda ngasih semua itu ke angkasa, dia pun mengunci pintu nya.

" Sayang, besok kita belanja deh sepuas nya" Ucap angkasa terus mengetuk pintu. Tapi dinda tidak menjawab.

" Bukain pintu nya yang, aku beliiin hp iphone 11 pro max deh besok" Ucap angkasa, tapi dinda tidak mau membuka pintu juga.

" Kita beli rumah baru yuk, tapu bukain dulu" Bujuk angkasa lagi  dan hasil nya masih sama tidak di jawab.

" Aduh gimana nih, udah di bujuk pakai apapun gak mempan masa. Gue gak bisa tidur kalau gak sama dinda" gerutu angkasa. Ya semenjak dia sudah menikah dengan dinda, kalau dinda gak tidur di samping nya pasti angkasa tidak nyenyak tidur nya.

Angkasa pun ke bawah, dia merapatkan sofa nya supaya bisa buat dia tidur. Angkasa tiduran tapi mata nya terus menatap ke arah kamar dinda.

Maaf kalay ada typo

Semoga sukaaa

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang