Chapter (11)

6.2K 320 34
                                    


Selamat membaca


Sudah 9 Bulan Dinda mengandung, tinggal menunggu waktu nya saja. Sekarang dinda sedang di rumah mama nya.

Semenjak 8 Bulan Dinda di rumah mama nya Angkasa, dan 9 Bulan nya di rumah mama nya. Sedangkan Angkasa sedang bekerja, dan dia sedang berusaha menggambil jadwal libur  nya seminggu.

" Mah mah mah!" Teriak Dinda dari kamar nya , tapi mama nya tidak mendengar.

" Ka Fany!" Teriak Dinda, tapi tidak ada sahutan nya juga.

Dinda pun mencoba berjalan dengan tangan memegang perut nya yang teramat sakit sekali.

Dinda tidak kuat jalan, dia pun duduk di pintu dan dia mengetuk-ngetuk pintu dengan sisa tenanga nya.

" Yallah sakit banget, Mah! Ka Fany! Langit!" Teriak Dinda terus mengetuk pintu nya

Langit yang ingin ke bawah, tiba-tiba mendengar teriakan dan ketukan pintu

" Din din " Ucap Langit membuka pintu dan melihat Dinda sedang duduk di lantai dengan tangan memegang perut nya.

" Lo kenapa ?" Tanya Langit panik, langsung duduk menyamakan dengan Dinda dan mengelap keringat yang keluar di kening dinda

" Tolol, bawa gw kerumah sakit. Gc langit!" Ucap Dinda memukul bahu Langit, sedangkan Langit melongo di tempat

" Langit! Jangan kayak orang bego, cepet Langit" Ucap Dinda menampar pipi langit.

Langit pun langsung sadar, dia pun membopong dinda.

"Mah! Fany!" Teriak Langit sambil menuruni tangga.

" Dinda anak mama , ayo cepet lang. Bawa ke luar, aduh mama panik nih" Ucap mama Dinda langsung lari keluar dan memanggil supir nya. Sedangkan Fany, dia menyiapkan barang -barang dan membawa anak nya.

" Gw naik taksi aja deh" Ucap Fany membawa anak-anak nya

Sedangkan di perjalanan ke rumah sakit Dinda terus mengeluh

" sabar ya sayang" Ucap mama Dinda, mengelap keringat dinda. Sedangkan Langit mencoba menghubungi Angkasa.

Angkasa yang sedang meatting, tiba-tiba menerima telpon.

" Saya izin angkat telfon" Ucap Angkasa keluar dan megangkat telfon nya.

" Hallo"

" Lo cepet ke rumah sakit, istri lo lahiran"

Angkasa langsung menutup telfon, dia pun langsung masuk ke dalam

" Lanjutin meatting nya, saya mau ke rumah sakit" Ucap Angkasa langsung buru-buru keluar.

" Pak, tanda tangan kontrak yang Ratusan juta pak" Ucap mikel.

Angkasa hanya fokus jalan keluar, meninggalkan uang ratusan juta nya.

Dinda sudah masuk ke ruangan buat melahirkan, sedangkan di luar mama nya dan Langit sedang panik.

" Gimana lang?" Tanya Fany. Datang bersama 2 anak nya.

" Masih di dalam"  Ucap Langit mendudukan Ella di bangku.

Tidak lama Angkasa datang dengan muka panik.

" Gimana mah?" Tanya Angkasa

" Masih di dalam " Jawab mama Dinda

" Angkasa boleh masuk gak mah?" Tanya Angkasa.

" Gak tau. Tadi mama aja gak boleh masuk" Jawab mama, Angkasa pun menautkan jari nya dengan mata fokus ke pintu .

Setelah 5 jam, tiba-tiba suara bayi terdengar membuat yang ada di luar tersenyum bahagia.

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang