Chapter(58)

3.1K 203 115
                                    

Di follow yaa gaiis wattpad ku!
Vote + komen nyaa jangan lupaa!

Double up nih!

Happy Reading!!

Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Dinda pun pulang ke rumah. Seharus nya pulang bersama Angkasa, tapi Angkasa belum juga sadar. Membuat Dinda tidak ikhlas untuk pulang. Dia masih ingin satu rumah sakit dengan Angkasa

" Besok kita lihat Angkasa lagi ya" ucap mama Dinda.  Menatap anak nya yang sedang melamun menatap kaca mobil

Dinda hanya mengangguk dengan mata yang tak lepas dari pandangan nya. Sedangkan mama nya menghela nafas nya. Dinda seperti tidak bersemangat , seperti kehilangan separuh jiwa nya

" Dinda,  kangen asa?" tanya mama nya. Dinda menoleh dan mengangguk

" Kalau asa gak bangun lagi,  Dinda masih mau kan ngelanjutin semua nya?" pertanyaan mama nya membuat Dinda langsung menangis

" Mama jangan ngomong gitu, Dinda yakin Angkasa bakal bangun. Angkasa bakal bangun mah, demi Dinda dan anak-anak nya" lirih Dinda. Mama nya pun mengangguk dan memeluk anak nyaa

" Tapi kalau udah takdir, kita gak bisa menentang sayang" ucap mama nya. Dinda terus menggeleng sambil menangis

" Kamu harus terima kalau ini takdir yaa" ucap mama. Dinda menggeleng kuat

" Dinda masih yakin mah! Asa bakal bangun mah!" ucap Dinda. Mama nya tidak menjawab dia hanya mengelus rambut Dinda

Setelah sampai di rumah nya dan Angkasa. Ya kali ini Dinda memutuskan untuk tinggal di rumah nya sendiri, dia kangen dengan rumah nya

Djnda membuka pintu, pertama yang dia lihat adalah. Foto mereka berdua, itu foto pas nikahan mereka. Angkasa sengaja menaruh foto di sana

Dinda tersenyum miris dan berjalan memasuki rumah nya. Dia terus menatap rumah nya. Tatapan nya berhenti pada sofa, Dinda pun menutup mata nya kala mengingat gimana dulu dia selalu bercanda dengan Angkasa.

" Biasa nya di sini kita saling sayang-sayangan sa. Sekarang? kamu masih nyaman dengan tidur nya" ucap Dinda tersenyum sambil menghapus air mata nya

Dinda menatap meja makan, di sana lah mereka makan bersama. Penuh tawa, penuh kebahagiaan,  penuh kehangatan. Tapi sekarang? Orang yang membuat semua rasa itu, sedang berbaring di rumah sakit

Dinda berjalan menaiki tangga dia pun tersenyum lagi. Ini adalah tangga yang setiap hari mereka naiki bersama, kadang Angkasa mengendong nya. Kadang mereka bertautan tangan sambil menaiki tangga. Dinda menghapus cepat air mata nya

Dia pun sampai di depan kamar nya. Dia menatap ke samping dan melihat foto keluarga kecil nya. Membuat air mata Dinda semakin menetes

Dinda pun membuka pintu kamar nya, dia langsung lemas seketika . Dia pun duduk di lantai sambil menangis. Di sini lah, biasa nya mereka tidur bareng, berbicara sambil bercanda. Di sini lah, tempat yang paling banyak memori nya .

" Aku kangen banget banget banget sayang" lirih Dinda

Langit yang ingin naik ke lantai atas pun mendengar tangisan langsung berjalan cepat

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang