Chapter (64)

3.9K 237 36
                                    

Follow!
Vote!
Komen!

Menuju ending:( sedih si:/

Happy reading!!!

Setelah pulang dari Villa, Angkasa pun kembali menjalankan tugas nya yaitu bekerja. Sedangkan Shakila sudah mulai bljr, walaupuj umur nya belum bisa memasuki tk tapi Angkasa memaksa Shakila untuk tetap belajar dengan guru pribadi nya.

" Hari pertama kamu belajar,  gak boleh nakal, harus pinter. Papa gak mau punya anak yang bodoh, paham kiya?" tanya Angkasa mengelus kepala anak nya itu.

Dinda yang sedang menyiapkan sarapan pun menatap Angkasa kesal, terlalu menuntut banyak. Anak seusia Shakila di suruh belajar? Hei!  Azka saja yang lebih tua dari Shakila belum di suruh belajar. Dinda rasa, Angkasa terlalu menuntun anak nya untuk pintar sebelum usia nya

" Kiya ngantuk pah" lirih Shakila dengan mata yang masih tertutup

" Kalo kiya hari ini belajar, papa bakal beliin Kiya sepatu mahal lagi. Mau gak?" tanya Angkasa. Tawaran yang menarik bagi Shakila, tapi mata nya ini sulit di ajak kompromi. Mata nya menyuruh untuk tertidur, tapi jiwa nya menolak

" Jangan di paksa sa, dia masih kecil loh " ucap Dinda tidak tega menatap anak nya yang lagi asik tidur tiba-tiba di bangunkan pukul setengah 6

" Harus di ajarkan dari kecil sayang, biar nanti dia pinter" ucap Angkasa menatap Dinda

" Tapi, kamu terlalu memaksa. Kamu tau? Anak seusia kiya, masih butuh bermain bukan di suruh mikir" ucap Dinda mulai jengah dengan kelakuan suami nya ini

" Aku juga bakal seimbangin antara main dan belajar. Kiya 5 hari belajar dan 2 hari bermain, apa kurang?" ucap Angkasa menatap Dinda

" Satu tahun lagi baru lah dia masuk sekolah, jangan sekarang Angkasa" ucap Dinda tetap dengan kehendak nya

" Berani ngebantah aku?" tanya Angkasa

'makin hari, semakin keliatan sifat egois nya'batin Dinda

" Ya ya, kamu berkuasa atas segala nya" ucap Dinda

" Udah, pah mah jangan belantem. Kiya mau ko sekolah" ucap Shakila sambil tersenyum paksa

" Pinter, kiya sekolah di rumah 5 hari dan 2 hari nya kita berlibur / bermain. Oke?" tanya Angkasa

" Oke" jawab Shakila

" sifat nya dan sifat papa nya ternyata sama. Mementingkan pendidikan dari pada diri anak nya sendiri" batin Dinda

Dinda pun berjalan menaiki tangga.

" Mau kemana?" tanya Angkasa

" Rafael" jawab Dinda  sambil menaiki tangga. Angkasa pun berjalan ke meja makan

" Kiya nanti pulang kerja mau papa beliin apa sayang?" tanya Angkasa. Shakila yang sedang menonton televisi pun menoleh

" Makanan yang banyak" jawab Shakila

" Oke, papa bakal beliin. Kiya jangan lupa, belajar yang benar" ucap Angkasa. Dinda pun berjalan turun mengendong Rafael

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang