27 • Liburan Yuk

785 80 2
                                    

Setiap tahun di bulan Februari atau Maret biasanya Bank Nusantara akan mengadakan FPK (Forum Peningkatan Kinerja). Ah, tidak usah membayangkan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan serius yang isinya sosialisasi ini itu. Tidak. Acara tahunan ini sebenarnya adalah acara rekreasi bersama. Ya, rekreasi. Kok dikasih nama begitu? Kenapa bukan Wisata Bank Nusantara atau Holiday With Bank Nusantara misalnya? Karena sebenarnya tujuan dari wisata kantor ini adalah untuk me-refresh otak yang sudah penuh dengan segala tetek bengek urusan kantor agar bisa kembali dipakai untuk meningkatkan kinerja yang mungkin sempat menurun. Kacung kan butuh piknik juga. Emang cuma Syahrini yang butuh liburan? Ya, meski ga keluar negeri tapi seenggaknya wisata kantor ini cukup membantu memberikan penyegaran bagi tubuh dan pikiran yang berteriak minta piknik. Hape juga sudah berteriak minta setoran foto-foto baru karena stok foto sudah lama semua. Ga mungkin kan foto-foto lama di-repost? Malu dong sama mantan yang sudah bahagia sama pacar barunya dan ngajak pacar barunya jalan-jalan. Facebook juga sudah menunggu untuk dipenuhi dengan foto-foto baru yang bisa di-tag ke temen-temen.

Acara FPK ini tentu saja sifatnya gratis alias ditanggung oleh kantor. Lihat, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan? Diajak jalan-jalan, dikasih makan, gratis pula. Kurang seringnya aja sih. Mungkin harusnya Bank Nusantara mengagendakan acara ini tiap 6 bulan sekali bukan setahun sekali karena pekerjaan para kacung terlalu berat bila menunggu jadwal rekreasi yang terlalu lama dinanti.

Berkat acara FPK ini, aku sudah pernah ke Bandung, ke Yogya-Magelang, dan kali ini aku berkesempatan ke Banjarnegara.

"Mbak, ditawarin sama Mas Rifat mau ga naik mobil aja ke Banjarnya?" tanya Detta di kantor- di antara deru mesin printer- padaku beberapa jam sebelum kami berangkat ke Banjarnegara. Hari itu hari Jumat. Hari yang selalu ramai karena menjelang akhir pekan. Beberapa jam sebelum kami berangkat itu kami masih di kantor loh. Masih bekerja seperti biasa seolah acara rekreasi itu tak pernah ada. Bahkan Detta berkata bahwa dia belum berkemas sama sekali. Santuy nian!

Oh ya, omong-omong aku hampir lupa cerita bagaimana akhirnya Rifat bisa mengenal Detta. Rifat pasca menjadi marketing officer sempat mampir beberapa kali ke unitku. Alasannya hanya datang berkunjung melihat keadaan gara-gara aku pernah cerita padanya CS kali ini agak lamban padahal aku yakin sebenarnya dia mungkin rindu adu mulut denganku. Dan belakangan aku tahu bahwa Rifat akhirnya menjodohkan temannya dengan Detta. Iya, temannya yang dulu pernah dijodohkan dengan Ratih si Anak OJT itu. Dan mengejutkannya, teman Rifat dan Detta benar-benar pacaran. Sungguh takdir yang lucu!

"Mobilnya siapa?" aku masih mencetak validasi di bukti transaksi. Biasalah, transaksi jalur belakang.

"Mobilnya Mas Rifat lah." Detta menjawab sambil menulis di buku register.

"Emang boleh, Mbak?" tanya Aya pada Detta sambil melengkapi buku register yang lain. "Kan dari kantor udah nyediain bis buat transportasinya."

Kami bekerja ngebut seolah sedang mengejar deadline.

"Kalo ga ketahuan mungkin ga papa sih. Kalopun ketahuan toh ga ngerugiin apa-apa juga buat kantor," kata Detta santai.

"Emang kenapa gitu Rifat ngajakin naik mobil sendiri?" tanyaku.

"Dia gampang mabok kalo naik bis," jawab Detta.

Aku terbahak kencang. Aku sampai memukul-mukul meja teller. Lebay emang.

"Ya ampun, tampang begitu ternyata pas naik bis mabokan juga. Ga cocok!" kataku di sela tawa. "Tapi ga papa lah daripada mabok janda," aku terkikik geli.

"Terus yang nyetir nanti siapa?" tanya Aya polos, abai dengan kelakuan absurd-ku.

"Mas Rifat lah gantian sama Mas Pras."

Balada Kacung: The Frontline Warrior | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang