Apa kamu berpikir bahwa jadi pegawai bank enak?
Apa kamu berpikir bahwa jadi pegawai bank keren?
Apa kamu berpikir bahwa jadi pegawai bank pasti banyak duit?
Coba deh kamu baca kisah Samira berikut ini. Masih bisa bilang pegawai bank itu enak, ker...
Mengutip kalimat bijak Rifat yang pernah dikatakannya padaku: Kehilangan itu kadang terjadi karena kita sudah menyia-nyiakan yang ada. Bisa juga untuk menguji kesabaran kita. Tenang, semua pasti ada hikmahnya. Siapa tau abis ini bakal diganti sama yang lebih banyak membuatku jadi selalu berpikir positif sejak kejadian nombok itu. Bukan, bukan berarti aku jadi sengajain nombok mulu biar diganti terus sama Allah. Tapi aku berusaha tidak menyesali yang sudah terjadi. Karena, jujur, kejadian itu susah sekali kulupakan. Kadang masih ada rasa gregetan karena harus kehilangan uang yang bisa banget dipake buat borong komik atau novel di toko buku sampe lemariku penuh. Atau bisa kupakai buat beli baju-baju baru. Atau tas baru. Atau sepatu baru. Atau- Aahh, tuh kan kalau kuingat lagi aku pasti menyesal lagi.
"Yaelah, Mir, baru sejuta!" Mbak Gita mencibir. Ya Allah, baru sejuta katanya. Sejuta loh. Sejuta. Itu juga duit. Itu sejumlah uang bulananku yang kuberikan rutin pada ibu sejak bekerja di Bank Nusantara.
"Aku nombok hampir tiap hari," kata Mbak Gita sambil mengaduk-aduk es krimnya yang sudah meleleh separuh. Kami sedang menghadiri pernikahan teman seangkatan kami saat diklat. Kami sudah 1 tahun 8 bulan bekerja di Bank Nusantara dan sudah 8 bulan dikontrak langsung oleh Bank Nusantara. Status kami sebagai pegawai outsourcing sudah lepas. Untung hanya setahun kami mengalami penderitaan gaji dipotong sebanyak 35% dari yang seharusnya kami terima kalau kami dikontrak langsung oleh Bank Nusantara. 35%! Itu jumlah yang cukup banyak. Sembilan ratus ribu kalau dijabarkan dalam bentuk nominal. Tiap bulan selama setahun. Waw! Kalau saja gajiku tidak dipotong sebanyak itu mungkin aku sudah bisa membeli ponsel Blackberry yang lebih mahal. Bukannya Blackberry CDMA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untungnya gajiku juga mengalami kenaikan 15% dari nilai pertama kontrak dengan Bank Nusantara. Dan karena sudah lewat setahun dari kontrak pertama kami, kami sudah diperbolehkan menikah karena sudah bisa dapat cuti melahirkan untuk pegawai perempuan. Oleh sebab itu, beberapa teman seangkatanku ramai-ramai menikah waktu itu. Aku pengen juga sih tapi belum ada jodohnya. Nasib.
"Kok bisa sih, Mbak?" tanyaku pada Mbak Gita sambil memakan secuil demi secuil siomay yang ada di piring yang kupegang di tangan.
Mbak Gita menghela napas. "Aku juga ga tau, Mir. Awalnya pas di unit pertama ilang dikit, lama-lama jadi banyak. Terus pindah unit aku pikir bakal brenti ga taunya malah makin banyak makin sering. Kata orang-orang di unit yang sekarang kan deket pasar tuh. Banyak tuyul emang."