Don't forget to vomment, fwends!
Add this book in your reading list!Pemuda pernak-pernik metropolitan pada Batavia singgah wismanya, Jenandra Satya Bahari.
Penggemar berat lagu galau sepanjang tahun 202X, gorengan di pinggir jalan, serta Malika si motor gedenya. Ia diberi cakap raga pada wulan kedua dalam satu warsa oleh Sang Maha Kuasa. Guratan pola berwarna-warni milik benang raja, beserta merta melukiskan polesan indahnya dalam redum dada sang jejaka. Merahimkan makna selalu riang gembira walau berputar tanpa arah bernama anca kehidupan.
Well, that's him. Dia mengulang tahun angkanya for the better version of Jenandra.
And today, he's turning twenty years old.
Dengan perlahan, senyumnya mengembang saat wanita berusia lebih dari dua kali lipatnya, menyambangi Jenan. Petak kamar yang selalu ia tunggu-tunggu kehadirannya, pada akhirnya sosok pahlawan tanpa duaja bernama ibu dan ayah pun memberi sebuah kejutan tak terduga.
Bersamaan itu, Jenan tersenyum lebar sekali ketika Gatradaru Soka Bahari menyanyikan lagu ulang tahun dan membawakan sebuah kue kecil berperisa tiramisu di hasta kecilnya. Mendekat ke arahnya sambil berkata lucu nan menggemaskan. "Selamat ulang tahun, Kakak Enan!"
Jenan terkekeh kecil dan beranjak dari tempat tidurnya seraya meletakkan ponsel. Menyeret tungkai menuju ke arah anggota keluarganya dengan netra yang mulai mengkristal kaca. Ia kira, tidak akan ada yang merayakan hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun ini...
"Makasih, Gatra sayang..." Hastanya menerima kue kecil tersebut dan mengecupi pelan kulit empuk milik adiknya. Tak lupa pelukan hangat diberikan oleh jejaka nol dua dengan kasih sayang.
Kemudian ia beralih pandangan. Berdiri tegap dan menghampiri kedua pahlawannya dengan ibunda yang membawa sebuah kue berdiameter 28 sentimeter.
"Make a wish dulu, kak," pinta ibu dua anak itu dengan ulasan senyum terpatri di ranum indahnya. Jenan lekas menutup netra dan berdoa kepada Tuhan, semoga apa yang diinginkannya, ia butuhkan, segera dilangitkan sesuai harapannya.
Setelah itu, ia meniup figur anala yang ditegapkan oleh beberapa batang lilin di atas kuenya. Bertuliskan angka dua puluh dengan hiasan simpel nan enak dipandang.
Eits, enak dimakan juga tentunya.
Sang wanita meletakkan kue tart di atas meja belajar setelah berhasil ditiup oleh putra sulungnya. Memeluk dengan hangat rengkuhan seorang ibu dalam dekapan nyaman. Memberi utas selamat hari lahir dan mendoakan semua yang Jenan inginkan.
"Barakallahu fii umrik, Jenandra Satya Bahari," tuturnya usai merengkuh sang tuan. "Semoga panjang umur, sehat selalu, dilancarkan kehidupan dan limpahan rezekinya. Dan intinya, aamiin-nya Jenan, aamiin-nya Mama juga, nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera | Sunghoon
Fanfiction❝ Terima kasih telah hadir untuk menyempurnakan separuh hidup dan juga nyawaku ❞ ✧ ft. 박성훈 ENHYPEN ⊹ ☽ and millenials ⚠️17+ Highest Rank⤵️ 1# bait, klausa 3# psh 9# jooyeon 10#...