10

24.6K 1K 5
                                    

"Gue pulang dulu deh Ray, Mama gue kayaknya udah pulang." ucap. Fani.

"Yaudah pulang aja."

"Kok kesannya ngusir yah. Gue pulang!"

"Jangan lupa ntar malem!"

"Hm. "

"Salah lagi gue... "

~*~

Dirumah Fani.

"Mah." panggil Fani.

"Loh kamu udah pulang. Dari mana? Biasanya kamu belum pulang kalo Mama udah pulang."

"Fani dari rumah Ray. Fani pulang cepet. Fani datang bulan."

"Oo mau makan?" tawar Amy.

"Gak deh Ma, mau pergi nanti sama Ray."

"Ciee udah akur nih.. " goda Amy.

"Ih apaan sih Ma! Bikin Fani sebel aja. Fani kekamar dulu deh." Fani berjalan ke arah kamarnya.

"Fani!" panggil Amy

"Ada apa Mah?"

"Tuh depan ada Ray. Mama ke belakang dulu."

"Ishh ngapain lagi sih Curut! Ganggu aja." Fani keluar rumah dan melihat Ray di depan pintu gerbang.

"Ngapain lagi sih! Gue mo tidur!" sungut Fani.

"Jam setengah 4 tidur? Bangun jam berapa lo ntar?"

"Bangun besok!"

"Ettt inget ntar malem."

"Ogah ah males."

"Gak boleh! Lo harus nurut sama gue! Kan lo gak mau nemenin gue balapan kemarin." kata Ray.

"Idih! Kan adanya gue harus berangkat sama pulang sekolah sama lo terus, gak ada tuh yang satu itu."

"Itu tambahan!"

"Ishh! Udah mau ngapain sih lo!"

"Ni hp lo ketinggalan." kata Ray sembari ngasih hpnya Fani yang ketinggalan dirumahnya ke Fani.

"Oh, makasih!"

"Gue gak disuruh masuk nih."

"Gak, ntar gue kena penyakit lagi." saut Fani.

"Heh! Dugong! Emang gue virus apa? Seenaknya aja lo ngomong!"

"Tuh tau, mending pergi deh ntar rumah gue gak steril." kata Fani.

"Dasar ekor laba laba!"

"Emang laba laba punya ekor?" tanya Fani dengan polosnya.

"Pikir aja sendiri!"

"Ngapain gue mikirin. Gak penting!"

"Lo tuh ya jadi cewek songong banget! Tapi sayangnya gue suka sama lo."

"Hah! Keselek batu gue! Udahlah gak usah ngawur mending tuh badan lo istirahatin dulu. Udah hush hush!" usir Fani.

"Dikira gue ayam! Gue pulang, ntar gue jemput lo jam 8!" kata Ray.

"Pulang tinggal pulang!"

"Gue pulang!" kata Ray lagi, kali ini lebih keras sambil berjalan sangat pelan sesekali menengok terus ke arah Fani.

"Udah gue bilangin pulang tinggal pulang Curut!" geram Fani menatap Ray malas.

"Gue pulang."

"Hmmm silahkan, perlu gue tunjukin rumah lo? Tuh depan."

Nikah Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang