59

10.8K 605 70
                                    

Pagi hari

Omanya Rafa baru aja tadi telfon Fani, katanya kangen sama Rafa, pengin Rafa main kesana. Jadi Fani nyuruh Rafa sama Mba Siti buat main ke rumah Omanya itu. Mengobati rasa kangen Omanya eaeaea.

"Rafa ke rumah Oma sama Mba Siti ya?"

"Iya Bunda."

"Tapi Non, Nanti Non sama siapa?" Mba Siti.

"Udah ga papa temenin Rafa aja."

"Iya udah siap Non."

"Nanti Ray yang nganterin. Rafa liat Ayah?" Fani tanya pasalnya dia gak liat Ray dari tadi abis sarapan, batang hidungnya aja ga keliatan wkwkw..

"Tadi masuk kamar, Bunda."

"RAYHA-"

"Iya apa aku turun ini."

Fani gak jadi teriak teriak panggil Ray deh. Dianya dah turun.

"Hehe.. Anterin Rafa gih sama Mba Siti ke rumah Mami."

"Kunci mobil dimana?"

"Ye meneketehe, kamu yang pake mobil." Fani.

"Ke atas dulu." Ray balik ke kamar mo cari kunci mobil. Sekalian ambil jaket.

Agak lama akhirnya Ray turun lagi.

"Lama amat." Fani.

"Nyari kunci mobil neng, nyelip di dalem tas kerja."

"Iya udah sana, eh mampir toko roti kalo bisa, beliin Mami roti."

"Kenapa ga sama kamu aja?" Ray.

"Mager heheh, titip salam aja buat Mami."

"kamu dirumah sendirian?" Ray.

"Pake nanya lagi, ya iyalah, eh kagak aku sama makhluk makhluk tak kasat mata yang ada dirumah ini." Fani ngehirup hirup udara disekitarnya sambil meremin mata gitu.

"Aku pergi. Yok Rafa, Mba. " Ray ngegandeng Rafa trus ninggalin Fani yang lagi gak jelas sama tingkahnya itu.

"Anjr lo! Ups.. Semoga ga denger."











Pulang dari rumah Mami sekitar jam 8 Ray langsung masuk kamar, ganti pakaian kantor, siap siap mo berangkat kerja.

"Fani aku berangkat dulu." Ray ngusap ngusap palanya Fani, yang disitu posisinya Fani lagi tiduran disofa depan tv.

"Iya hati-hati."

"Iya."

Udah sampe pintu depan Ray balik lagi.

"Fan, ikut aku aja yok."

"Lah kenapa?" Fani.

"Ga tenang aku ninggalin kamu sendiri dirumah."

"Ga ah mager Ray."

"Mo mager, mo malan intinya harus ikut." Ray kekeh banget intinya ga mau ninggalin Fani sendiri di rumah. Jalan satu satunya ya harus ikut ke kantor.

"Ett apaan tuh malan?"

"Males jalan."

"Emang ada?"

"Alah iyain aja dah. Ayok ikut." Ray dah narik narik tangannya Fani.

"Bentar bambang! Celana aku pendek. Mau paha aku yang mulus, licin kek batu kali ini diliatin orang?!" Fani neplok neplok pahanya.

"Iya udah selow dong ngomongnya. Sana ganti. Naik tangga ati ati."

"Osiyap!" Fani ngacungin jempolnya trus naik ke atas, buat ganti celana yang lebih sopan.













Nikah Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang