Flashback

305 15 0
                                    

***
Vania menghirup udara sejuk yang jarang ia rasakan saat berada di jakarta, matahari bahkan belum menampakkan sinarnya namun gadis yang kerap disapa vania itu kini sudah rapih dengan sweater putih dan ripped jeans serta snekers putihnya.

"Ngapain?" ingin sekali vania mengumpati pria yang membuatnya terkejut ini

"Udah baikan?" tanya vania dibalas anggukan oleh pria itu

"Lo mandi air dingin?" tanya nathan

"menurut lo? Mending lo juga mandi sekarang"

"Gak ada air hangat?" Vania melongo mendengarnya apalagi melihat wajah polos nathan saat mengutarakan pertanyaan yang menurutnya sangat konyol, apa hutan ini terlihat seperti mansion mewah bagi nathan?

"Pantes, orang kaya mana pernah mandi di wc umum" gumam vania

"Mandi yang ada aja dari pada lo gak mandi" nathan menghela napas pelan dan hanya bisa mengangguk pasrah lalu masuk kedalam tenda mengambil alat mandi serta baju gantinya

"Mau gue buatin coklat hangat nggak?" tanya vania membuat senyum cerah terbit diwajah tampan nathan

"Gak pake gula ya" Vania mengangguk dan berjalan menuju dapur umum

Jangan salah sangka, vania hanya berniat membalas kebaikan nathan semalam yang membuatkannya coklat hangat saat ia kedinginan dan vania hanya melakukan hal yang sama seperti yang nathan lakukan, kata bundanya kebaikan itu harus dibalas dengan kebaikan pula.

Namun lain halnya dengan nathan, menurutnya ini suatu kemajuan dan nathan sepertinya harus berterima kasih pada bagas karena pria itu vania tak lagi dingin padanya.

"Njirr dingin banget" gumam nathan berjalan menuju kamar mandi umum pria.

***
Vania menatap nathan yang berjalan ke arahnya dengan menenteng alat mandi serta baju kotornya.

Pria itu memakai pakaian yang serupa dengannya, sweater putih dengan jeans hitam juga sneakers putih, tak salah jika nathan dijuluki sebagai prince cassanova dan vania harus mengakui kesempurnaan visual pria itu.

Nathan menyimpan perlengkapannya kedalam tenda lalu kembali dan duduk di samping vania.

"Nih" nathan pun mengambil coklat hangat itu dari tangan vania

"Makasih" vania hanya mengangguk menanggapinya

"Lo laper nggak?" tanya nathan membuat vania yang tadinya melamun kini menatap nathan

"Laper" jujur vania membuat nathan tersenyum gemas lalu masuk kedalam tenda

"Makan roti dulu yah ntar gue ambilin didapur kalau makanannya udah ada" Vania mengangguk mengambil roti pemberian nathan

"Lo gak mau?" tanya vania menyodorkan sepotong roti

"Makan aja biar lo kenyang"

"Makasih"

"hm" Nathan terus menatap vania yang menikmati roti pemberiannya

"Gak usah lo liatin kali gak bakal lari juga" sindir bagas yang baru saja keluar dari tenda

"Mending lo mandi gas" Bagas terkekeh mendengar ucapan nathan yang seolah mengusirnya

"Eehh tunggu, tunggu lo mandi di kamar mandi umum?" tanya bagas takjub

"Bacot lo pergi sana" usir nathan yang mulai kesal

"Mau roti gak gas?" tanya vania

"Makan aja van yang banyak biar cepet gede gue setia menunggu kok" Bagas pun berlari saat nathan mengambil batu kecil yang ada di dekatnya siap untuk melempar mulut comel bagas

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang