Chapter 29

247 9 0
                                    

***
Sedari tadi nathan hanya meredam emosinya, bagas, daniel dan gara hanya membiarkan nathan karena mereka tau nathan bisa menguasai dirinya terlebih vania yang belum sadar karena obat bius yang diberikan dokter.

Dari lorong rumah sakit kevin datang dengan tangan terkepal kuat hingga melayangkan pukulannya pada nathan yang diam menerima.

"Kesempatan terakhir lo buat jagain adek gue" desis kevin sebelum masuk kedalam ruangan vania

Daniel dan bagas segera membantu nathan bangkit dan mendudukannya dikursi tunggu depan ruangan vania

Ia sudah dua kali gagal menjaga vania, apakah nathan masih bisa menampakkan wajah dihadapan sang kekasih? , nathan bahkan tak mengeluarkan sepatah kata sedari tadi.

Andai ia bersih keras untuk mengantar vania mungkin gadis itu masih baik baik saja sekarang, Nyatanya nathan sangat menyanyangi vania hingga tak punya daya menolak keinginan gadis itu.

Suara langkah kaki yang terdengar berisik semakin mendekat kearah mereka, keempat gadis dan kedua orang tua vania kini sudah berada dihadapan mereka seolah meminta kejelasan

"Mana anak saya" seru dona tak sabar

"Ada didalam tante" jawab bagas

Kedua orang tua vania masuk meninggalkan keempat remaja yang mengalah memberi ruang pada keluarga vania

"Vania baik baik aja kan?" tanya dinda cemas

"Dia baik baik aja, cuman beberapa luka kecil dan lebam" jawab daniel

Keempat gadis itu menghela napas setelah mendengar kabar vania yang baik baik saja

"Nathan kenapa?" tanya puput pada gara yang bersandar ditembok sembari bersedekap dada

"Abis dapat peringatan" canda gara

"Cowok lo mana?" tanya gara

"Oh iya anjir lupa, dia masih mantau pergerakan nara" serunya menepuk keningnya sendiri, gara yang melihatnya hanya geleng kepala.

Puput melangkah menjauh menelpon alif yang mungkin saja masih duduk didepan komputernya.

"Halo"

"Udah tau, kamu telat" semprot alif

"Tau dari mana?" tanya puput setelah cengengesan tak jelas

"Titiknya jalan kekantor polisi" ucap alif malas

Hampir saja puput menyemburkan tawanya jika tidak sadar dia berada dimana, bisa bisa pacarnya ini ngambek karena ditertawakan.

"Yaudah kamu kesini"

"Iya"

tuuuttt

"Dosa banget gue ngetawain calon imam" gumam puput sebelum berjalan menuju teman temannya

"Gimana?" tanya fira

"Aman" jawabnya

Nathan bangkit dari duduknya dan pergi dari sana, mereka pun hanya diam menatap kepergian nathan yang pergi entah kemana.

"Kita gak boleh lengah, masih ada selena yang berkeliaran diluar sana" ucap alif yang baru saja datang

"Cepet amat, kamu ngebut ya?" tanya puput tajam

"Dikit" balasnya sebelum merangkul gadisnya

"Bener juga" gumam bara membenarkan

"Kita gak boleh kecolongan lagi" tandas adela

Mereka terdiam dengan pikiran masing masing hingga dona menyuruh mereka masuk untuk menjenguk vania yang masih memejamkan matanya.

"Untuk sementara vania bakal pakai bodyguard sampai teman penculik itu ditemukan" ucap ardhian saat beberapa menit tercipta keheningan

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang