***
Vania menatap layar tv dengan helaan napas bosan sedari tadi gadis itu tak melakukan apapun karena jadwal kuliahnya yang kosong belum lagi sang kekasih sedang menemani sang mama untuk check kesehatan rutinnya"Para curut mana sih biasanya juga udah pada disini" sebal vania menatap layar ponselnya yang hanya diisi oleh notifikasi fansnya
Fans yang dimaksud vania adalah yang selalu membuat nathan kesal ketika membuka ponselnya karena banyak nomer tak dikenal yang ingin mengajaknya berkenalan ataupun mengirim pesan romantis padanya
"Ini gue kalo gini terus si nathan bisa jadi duda muda" gumam vania asal
Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju halaman belakang, matanya berbinar melihat pohon mangga yang berbuah lebat itu
"kalo gue naik trus jatoh kalo nggak patah tulang ya nathan patah hati" Ucap vania mensurvei apa saya yang bisa terjadi jika dia memanjat pohon tersebut
"Mbak sini deh" panggil vania pada pelayan rumahnya yang sedari tadi berdiri mengawasinya
"bilang sama bagian dapur tolong buatin saya bumbu rujak yah" ucap vania
"Apa buahnya mau sekalian dikupaskan?" tanya pelayan tersebut
"Nggak usah mbak saya mau mangga itu"
"Eittt saya ambil sendiri gak ada bantahan" ucap vania saat waitress itu kembali ingin menyelanya
"Baik nona permisi"
Vania menyeringai menggulung keatas lengan sweaternya lalu mulai mendekati pohon tersebut
Disisi lain nathan yang sudah mengantar mamanya pun kini sudah berada dirumah vania yang terlihat sepi
"Vania mana?" tanya nathan pada pelayan rumah ini
"Nona ada di halaman belakang tuan, emm lagi manjat pohon mangga" lapor waitress itu ragu
Nathan yang mendengarnya pun langsung berjalan cepat menuju halaman belakang
"Vania turun sekarang" ucap nathan dingin melihat vania yang kini berada diatas pohon
"Mampus lo van" gumam vania tak menyangka nathan akan datang secepat ini
Vania menggaruk tengkuknya karena bingung bagaimana cara turun dari pohon ini
"Nathan" Panggil vania sedikit memelas
"Kenapa? gak bisa turun?" tebak nathan tepat sasaran
"Bantuin" rengek gadis itu dengan mangga ditangan kirinya
"Ambil tangga" seru nathan yang membuat bodyguard yang menjaga vania berhamburan mencari tangga
Tak lama akhirnya para bodyguard rumah ini membantu nona mudanya untuk turun
Setelah berhasil turun vania tersenyum cerah lalu memanggil satu waitress untuk mendekat kearahnya
"Tolong kupasin ya mbak sama bumbu tadi bawa keruang keluarga aja" Bisik vania pada waitressnya
"Nathan" panggil vania saat nathan hanya diam mengamatinya
Gadis itu menyuruh waitress dan bodyguardnya untuk bubar lalu menghampiri nathan yang wajahnya sudah tidak bisa diajak kompromi
"Kalo kamu jatuh gimana?" tanya pria itu dingin
"Kan gak jatuh" jawab vania
"Kaya anak kecil tau nggak" marah nathan membuat vania menundukkan kepalanya
Tak ingin membuat vania lebih bersedih pria itu membawa gadisnya kedalam dekapannya
Ia hanya khawatir pada vania apa lagi pohon itu cukup tinggi untuk seorang perempuan ceroboh seperti gadisnya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Vania [Completed]
Teen FictionDikhianati oleh orang yang kita cintai? Tak pernah ada di benak vania bahwa ia akan ada diposisi itu. Dikhianati oleh pria yang begitu dicintainya meninggalkan kesan trauma mendalam bagi vania. Butuh waktu untuk menyembuhkan semua luka, namun siapa...