Chapter 18

289 13 0
                                    

***
Nestafa di gurun fasir
Merana karena fanas hawanya

Coba dengar-dengar cerita ini
Afakah ini

Hareudang, hareudang, hareudang
Fanas, fanas, fanas
Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang
Hareudang, hareudang, hareudang
Fanas, fanas, fanas
Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang

Jangan tanya bagaimana suara musik dan tawa menggema dalam kamar vania yang untung saja kedap suara

"MANTEP VAN KENCENGIN LAGI WOI" Teriak dinda yang sudah berdiri dengan raket nyamuk diatas sofa kamar vania

"TEREDENG TEREDENG TEREDENG PANAS PANAS PANAS" Nyanyi dela membuat fira mendelik

"Lo nyanyi jadi jelek kan lagunya" sindir fira diakhiri dengan tawa lucunya

"BODHO AHMAT FIR JHOGHET AJHA" Balas dela gaya lebaynya

Dona yang baru membuka pintu kamar vania di buat cengo melihat kelima gadis yang bergoyang ala rock dengan lagu dangdut

Sama halnya dengan ketiga pria yang berdiri dibelakang dona menatap tak percaya apa yang dilihatnya

shutt shutt

Vania menatap puput heran karena mengganggu acara menyanyinya menggunakan vacum cleaner

"Nathan" bisik puput menunjuk ke arah pintu

Vania membalikkan badannya dan berdiri kaku memegang vacum cleaner

tak hanya nathan yang menatapnya melainkan ada ibunda tercinta bersama kedua sahabat nathan disana

"Kalian berlima ikut bunda" ucap dona kesal melihat kelima gadis itu hanya memasang wajah polosnya

Dengan mengerucutkan bibirnya dan wajah yang ditekuk, kelima gadis itu berjalan dibelakang dona bersama dengan ketiga pria tampan

"Kok gak bilang mau kesini" bisik vania pada nathan

"Aku telpon gak di angkat chat juga gak dibales ya aku khawatir lah" balas nathan dengan nada pelannya

"Maaf" ucap vania merasa bersalah

"Kalian berlima bersihin kolam ini" ucap dona menatap kelima gadis yang berdiri dengan wajah cengonya

"Atau gak dapet makan?" tanya dona saat adela ingin protes

"Dih bund udah di hukum tambah gak dapet jatah makan jadi lidi ini kita" Ujar dinda lesu

"Salah sendiri punya niat kok masuk rumah sakit jiwa"

"Kok bunda jahat" rengek vania berjongkok seperti anak kecil

"Udah sana atau bunda tambahin hukumannya" kelima gadis itu pun menatap kolam renang yang sangat besar dan telah dikuras airnya

"Lo punya kolam renang gak bisa dikecilin apa?" tanya fira kesal sembari turun kekolam

"Lo punya otak gak bisa di besarin apa?" balas vania kesal

"Gue aja belom lahir ini rumah udah ada" Tambahnya ketiga pria itu hanya terkekeh dibuatnya

"Nathan kamu awasin anak bandel ini bunda masak dulu" nathan mengangguk dan berjalan duduk di samping sahabatnya

"Hareudang, hareudang, hareudang
Fanas, fanas, fanas
Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang
Hareudang, hareudang, hareudang
Fanas, fanas, fanas
Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang" Kelima gadis itu kembali bernyanyi saat sinar matahari semakin terik dan hal itu tak lepas dari pandangan ketiga pria yang duduk di sofa pinggir kolam

Vania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang